Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Umat Islam Diimbau tak Cuek Urusan Politik, Ini Sebabnya

Rabu 28 Mar 2018 16:31 WIB

Rep: febrian fachri/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua MPR Zulkifli Hasan pidato di acara sosialisasi empat pilar kebangaaan di Ponpes Darul Ulum Lido, Kabupaten Bogor, Rabu (28/3).

Ketua MPR Zulkifli Hasan pidato di acara sosialisasi empat pilar kebangaaan di Ponpes Darul Ulum Lido, Kabupaten Bogor, Rabu (28/3).

Foto: republika/febrian fachri
Jika umat Islam tidak memilih, calon pemimpin berideologi Islam bisa tersingkir.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengimbau umat Islam agar untuk tidak cuek dalam urusan politik. Umat Islam harus menentukan pilihan pada Pilkada, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden agar nantinya kepala daerah, wakil rakyat dan presiden yang terpilih benar-benar figur yang adil dan berpihak kepada rakyat.

Jika tidak maka peluang itu kata Zulkifli akan diambil oleh orang-orang yang tidak benar. "Makanya kita yang tahu kebenaran harus ikut memilih. Kalau yang milih orang buruk nanti pemimpinnya buruk," kata Zulkifli saat sosialisasi empat pilar kebangsaan di Pondok Pesantren Darul Ulum Lido, Kabupaten Bogor, Rabu (28/3).

photo
Ketua MPR Zulkifli Hasan pidato di acara sosialisasi empat pilar kebangaaan di Ponpes Darul Ulum Lido, Kabupaten Bogor, Rabu (28/3). (Republika/Febrian fachri)

Menurut Zulkifli jika umat Islam tidak ikut memilih pada Pemilu, nantinya calon-calon yang berjuang dengan ideologi Islam akan tersingkir. Kalah oleh calon yang tidak paham ajaram kebenaran. Sehingga cita-cita pendiri bangsa untuk mewujudkan negara yang harmonis akan jauh dari kenyataan.

"Kalau umat Islam tidak menentukan pilihan maka hak kita akan diambil yang lain," ujar Zulkifli.

Zulkifli menjelaskan bahwa jabatan publik memiliki makna yang sangat mulia. Pemimpin baik itu presiden, gubernur, walikota, bupati, camat dan anggota dewan bertujuan untuk mengabdi kepada rakyat.

Untuk itu figur yang pantas menjadi pejabat haruslah orang-orang yang paham dengan nilai-nilai ketuhanan agar dalam menjalankan tugas tidak melenceng dari jalur yang benar. Setiap kali pelantikan pejabat selalu didahului oleh sumpah jabatan yang isinya akan mengabdi kepada masyarakat, melindungi kepentingan rakyat. Bukan bersumpah untuk mengembalikan modal bos bos dan membagi-bagi proyek.

"Pejabat publik itu tugasnya melayani rakyat dengan sinar ilahi. Pejabat itu mulia sekali. Jadi jangan sampai diisi oleh orang yang tidak paham azas musyawarah mufakat dan ketuhanan," kata Zul menambahkan.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler