Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Keutamaan Alquran dalam Peradaban

Senin 12 Jun 2017 12:50 WIB

Rep: AMRI AMRULLAH/ Red: Dwi Murdaningsih

Santri sepuh laki-laki mengisi waktu berpuasa dengan mendaras bacaan Alquran di Pesantren Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Santri sepuh laki-laki mengisi waktu berpuasa dengan mendaras bacaan Alquran di Pesantren Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Foto: Nico Kurnia Jati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengisi tausiyah malam Nuzulul Quran di Masjid Al Ibadah, Kemang, Jakarta Selatan, Ahad (11/6) malam. Kepada para jamaah, Hidayat menyampaikan pesan penting Alquran sebagai sumber peradaban.

“Malam ini adalah malam 'Nuzulul Quran', malam 17 pada bulan Ramadhan,” ujar Hidayat Nur Wahid.

Hidayat mengucapkan syukur dipertemukan oleh Allah dengan malam yang sangat luar biasa ini. Malam ini, kata dia, Allah mengingatkan kepada kita sebuah fakta bahwa umat Islam bisa maju, bisa hebat, bahkan bisa menghadirkan peradaban yang berkeunggulan mengalahkan peradaban-peradaban apapun.

Ia menjelaskan peristiwa turunnya wahyu pertama, ketika Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah. Malaikat Jibril menyuruh Rasulullah untuk membaca, 'iqra', namun Rasulullah mengatakan, saya tidak bisa membaca. Jibril pun mengatakan kembali 'iqra', hingga beberapa kali sampai Rasulullah mengatakan saya tidak bisa membaca Alquran.

Menurut alumni Pondok Modern Darussalam Gontor itu, peristiwa ini menandakan bahwa Allah dan Rasulnya memberikan sebuah contoh kalau kita mau maju, hebat, sukses, dan menghadirkan Islam yang 'rahmatan nil alamin', berkeunggulan, bisa terjadi ketika kita diberi ajaran Alquran dan melaksanakan.

“Seadainya Rasul saat itu diberi wahyu namun tidak mau dan tidak melaksanakan perintah, mungkin tidak akan ada Islam,” ujarnya. “Karena Rasul melaksanakan perintah, jadilah suatu hal yang luar biasa,” kata dia.

Diterimanya Alquran oleh Rasulullah membuat masyarakat dari 'jahiliyah' menuju 'islamiyah', masyarakat yang tidak mengenal peradaban menjadi masyarakat yang mengenal peradaban unggul. Di hadapan para jamaah, Hidayat Nur Wahid mengatakan, malam mini kita dikumpulkan untuk memperingati turunnya 'Nuzulul Quran' untuk mensyukuri karunia dan mengingatkan kembali Alquran untuk menghadirkan generasi baru sebagai berkah hadirnya Alquran.

Hidayat Nur Wahid ingat pesan Imam Ghozali. Mengutip pendapat Imam Ghozali, bila umat Islam mau menghadirkan Alquran yang betul-betul berkah dan bermanfaat maka jadikan Alquran itu seolah-olah bisa berbicara dengan anda bukan bicara dengan orang lain. “Jadi kalau kita dilarang melakukan tindakan jahat, itu pada kita bukan pada orang lain,” kata Hidayat Nur Wahid mencontohkan.

Pesan kedua Imam Ghozali tentang Alquran, adalah menjadikan kitab itu sebagai cermin. “Ketika bercermin, cermin itu akan menampilkan apa adanya,” ujarnya.

Bila kita bagus ya bagus, kalau 'awut-awutan' ya 'awut-awutan'. Maka bila cermin itu mengatakan tidak sebagus yang ada harapkan maka jangan salahkan cerminnya. “Inilah wejangan dari Imam Ghozali yang agar pada 'Nuzulul Quran' tahun ini memberi berkah lebih bagi pada kita,” ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler