Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Zulkifli Hasan: Indonesia Siap Jadi Juru Damai untuk Dunia

Selasa 05 Jun 2018 14:26 WIB

Red: Ani Nursalikah

Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan pidato kunci mewakili Indonesia di hadapan Pemimpin pemimpin Parlemen Dunia di Moskow, Rusia, Senin (4/6).

Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan pidato kunci mewakili Indonesia di hadapan Pemimpin pemimpin Parlemen Dunia di Moskow, Rusia, Senin (4/6).

Foto: MPR
Zulkifli juga menjelaskan pendirian Indonesia dalam Politik Luar Negeri Bebas-Aktif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan pidato kunci mewakili Indonesia di hadapan Pemimpin pemimpin Parlemen Dunia di Moskow, Rusia, Senin (4/6). Hadir antara lain Pimpinan Parlemen Rusia, Cina, Australia, negara Amerika Latin, India, Asia Selatan sampai Afrika Selatan, Kenya, dan negara Afrika lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli tegaskan Indonesia siap menjadi fasilitator perdamaian dunia. "Kehadiran kami di forum ini untuk menunjukkan Indonesia akan terus menjadi bagian dari perjuangan untuk keadilan dan perdamaian dunia. Pesan konstitusi Indonesia menegaskan kami harus berperan aktif wujudkan perdamaian dunia," katanya.

Zulkifli melanjutkan, atas dasar konstitusi itulah, Indonesia siap menjadi juru damai dan menfasilitasi perdamaian di beberapa negara yang terjerat konflik. "Sebagai sesama Muslim misalnya Indonesia siap menjadi fasilitator perundingan untuk hentikan konflik berkepanjangan di Timur Tengah. Indonesia juga siap menjadi menjadi penengah dalam konflik di Semenanjung Korea. Kami siap memfasilitas dialog damai antara Korea Selatan dan Korea Utara," katanya.

Kepada para pimpinan parlemen Dunia, Zulkifli juga menjelaskan pendirian Indonesia dalam Politik Luar Negeri Bebas-Aktif. "Bebas berarti Kami membuka diri bekerja sama dengan siapapun tanpa harus berpihak pada kekuatan politik global tertentu. Aktif bermakna Indonesia akan selalu ikut serta jadi bagian sebagai solusi dalam persoalan dan masalah masalah internasional," ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler