REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan memuji keberhasilan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhamad Zainul Majdi (TGB) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (9/5). Hal tersebut disampaikan Zulkifli sebelum menggelar pertemuan dengan TGB di ruang kerjanya.

"Alhamdulillah hari ini kita kedatangan Tuan Guru Bajang, gubernur yang sangat sukses membangun daerahnya," tutur Zulkifli.

Zulkifli juga mengapresiasi keberhasilan TGB sehingga NTB kini berubah menjadi daerah tujuan wisata internasional, bandara internasional, dan pusat studi Islam yang maju. Dia juga menilai TGB lebih dari pantas menjadi calon presiden (capres) Indonesia.

"Ini juga contoh ulama, entepreneur juga ilmuwan. Kira perlu dengar pikiran konsep gagasannya," ujarnya Ketua Umum PAN tersebut.

Usai pertemuan, Zulkifli kembali memuji sikap rendah hati yang ditunjukkan oleh TGB. Sementara itu TGB menilai perubahan yang ada di NTB saat ini semata-mata bukan karena dirinya, melainkan bentuk komitmen antarseluruh masyarakat untuk memajukan NTB.

"Itu bukan faktor Zainul Majdi, tapi kolektivitas dan sinergi dari seluruh komponen masyarakat di NTB," ucapnya.

Di mata TGB, Zulkifli Hasan adalah sosok yang sikap politiknya berusaha mempersatukan. Jangan sampai proses politik justru menghabiskan energi kebaikan semua elemen bangsa."Bang Zul selalu sampaikan bagaimana kita bersama sama meletakkan hiruk pikuk politik ini dalam kerangka kemaslahatan bangsa," kata TGB.

TGB juga menyebut dalam tahun tahun menjelang kontestasi politik ini, sikap politik yang dibutuhkan adalah yang mendekatkan semua dalam gagasan kebangsaan yang sama."Saya kira dari sikap Pak Zul ada sosok ke-negarawanan disitu. Sikap yang selalu mengutamakan kepentingan semua, bukan 'Saya' atau harus 'Saya' yang maju," tambah sosok yang kini digadang gadang menjadi salah satu capres ini.

Ketua MPR Zulkifli Hasan sendiri menyebut pertemuannya dengan TGB sebagai silaturrahmi sekaligus bicara ide, visi dan pikiran untuk Indonesia lebih baik."Pokoknya yang penting di tahun politik ini kita isi dengan kontestasi gagasan, tanpa harus ada kebencian. Goalnya tujuannya adalah Pemilu yang damai, berkualitas dan memiliki legitimasi yang kuat," paparnya.