REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid berharap ke depan tidak ada lagi pemikiran yang mendikotomikan keindonesiaan dan keislaman. Dia meminta tak ada upaya untuk mengadu-domba antara umat Islam dan negara.
"Jangan mau diprovokasi untuk memusuhi umat Islam dan sebaliknya umat Islam jangan memusuhi negara," ujar Hidayat saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR, sekaligus menghadiri rapat koordinasi nasional (Rakornas) Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) di Medan, Sumatera Utara, Jumat (19/1).
Hidayat mengungkapkan, adu domba seperti itu hanya menguntungkan mereka yang antinegara. Siapa saja yang termasuk di dalamnya? "Yaitu kelompok LGBT, liberalis, separatis, dan komunis," kata Hidayat.
Hidayat mengatakan, keislaman sesungguhnya menyatu dengan keindonesiaan. Ini bisa dilihat dari bukti keterlibatan umat Islam dalam perjalanan sejarah Indonesia. "Indonesia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemikiran, para tokoh, dan pemimpin Islam," kata Hidayat.
Menurut Hidayat, sosialisasi Empat Pilar MPR ini menarget semua elemen masyarakat, termasuk penyelenggara negara, TNI, Polri, dan mahasiswa. "Jadi jangan hanya rakyatnya saja yang diminta melaksanakan Pancasila, pemerintahnya juga harus melaksanakan Pancasila," ucapnya.