Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Pesan Wakil Ketua MPR Jelang Pilkada Serentak

Jumat 29 Dec 2017 12:34 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) EE Mangindaan.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) EE Mangindaan.

Foto: MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) E.E Mangindaan,,menghadiri puncak Perayaan Natal Nasional tahun 2017. Dalam kesmempatan tersebut Mangindaan mengingatkan kembali pesan Presiden Joko Widodo agar umat tak terpecah saat menghadapi tahun politik 2018.

Perayaan Natal Nasional tahun 2017, itu berlangsung di Rumah Radakng, Pontianak, Kamis (28/12). Hadir pada acara tersebut Presiden Joko Widodo beserta Ibu negara Iriana Joko Widodo, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, sejumlah menteri kabinet kerja, panglima TNI dan Kapolri, serta Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Cornelis.

Perayaan Natal nasional, itu juga diikuti lebih dari 15 ribu umat nasrani dari berbagai wilayah di Kalimantan Barat. Melihat meriahnya perayaan Natal, EE. Mangindaan memuji keberhasilan Kalbar menjadi tuan rumah pelaksanaan acara tersebut. Menurut Mangindaan, Kalbar bisa menjadi contoh kerukunan dan kedamaian, yang dibalut keberagaman. Sebab panitia yang terlibat dalam perayaan, Natal itu dari berbagai agama.

"Ini sangat bagus, semua bersemangat untuk ikut merayakan Natal, sama seperti umat agama yang lain. Perayaan ini menjadi bukti bahwa masyarakat kita sangat religius, bersemangat dan memiliki kebersamaan yang sangat tinggi, untuk saling membantu satu sama lain," kata Mangindaan menambahkan.

Selain itu Mangindaan juga mengapresiasi ajakan Presiden Joko Widodo, agar umat beragama tidak terpecah saat menghadapi tahun politik 2018. Gesekan kecil dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menurut Mangindaan adalah hal yang wajar, karena terjadi kompetisi. Tetapi jangan sampai saling mengejek dan menghina, karena akan menimbulkan gesekan yang lebih besar.

"Pokoknya tidak boleh saling ejek dan menghina, karena efeknya bisa berbahaya. Yang penting, setelah pilkada selesai semua pihak harus kembali hidup normal dan tidak berselisih," katanya.

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler