Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Wakil Ketua MPR Sarankan Jokowi Evaluasi Kabinetnya

Selasa 20 Oct 2015 08:31 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri

Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin

Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin

Foto: ROL/Fian Firatmaja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua MPR Mahyudin menyarankan, agar presiden Jokowi mengevaluasi kinerja kabinetnya. Meski ia mengapresiasi kinerjar Jokowi yang mampu mengatasi permasalahan ekonomi Indonesia ditengah krisis global ini.

''Ke depan Jokowi harus bekerja lebih keras lagi, terutama satu tahun ini untuk mengevaluasi kabinet kerjanya. Kalau ada menteri yang tidak maksimal, saya kira perlu pembinaan. Kalau memang harus di resuflle yang bisa saja,'' kata Mahyudin kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/10).

Menurutnya, ada menteri yang memang kinerjanya sudah bagus, dan mudah-mudahan bisa lebih baik lagi. Ia menyebutkan, menteri-menteri yang bagus adalah menteri pertanian, kelautan, keuangan, serta tenaga kerja.

''Yang lain mungkin belum maksimal. Seperti menteri desa dan pembangunan daerah tertinggal, karena anggaran desa belum terserap banyak. Sebab mayoritas masyarakat kita kan pedesaan. Kalau desa maju maka Indonesia maju,'' ujar dia.

Selain itu, PR besar Jokowi adalah bagaimana fokus pada masalah ekonomi. Jokowi diminta untuk tidak berpuas hati terlebih, walaupun ekonomi tumbuh diatas 5 persen. Tapi ia berharap ekonomi bisa tumbuh diatas 8 persen. Hal tersebut agar Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain.

Dimana pendapatan perkapita Australia sudah diatas 50 ribu dolar pertahun. Sementara Indonesia masih dibawah 10 ribu dolar pertahun.

''PR kita tentu masih banyak,'' ujarnya.

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang. Serta sektor pendidikan dan keterampilan juga harus ditingkatkan. Namun tetap yang menjadi prioritas adalah sektor ekonomi.

''Sektor lain bukan tidak penting. Seperti keamanan, ketertiban perlu harus dijaga. Tapi prioritas adalah ekonomi,'' jelasnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler