Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Jangan Sampai NKRI Terpecah Seperti Uni Soviet

Selasa 15 Sep 2015 14:52 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . (ilustrasi)

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Anggota DPR RI Komisi I Dimyati Natakusumah mengatakan, temu pakar sangat penting untuk melakukan kajian -kajian akademik terkait dengan Konstitusi dan Pancasila, dan bagaimana Bhineka Tunggal Ika sesuai dengan masa kini dan akan datang.

''Perkuat Konstitusi untuk mencegah kemungkinan integrasi bangsa. Sehingga perlu perkuatan NKRI. Jangan sampai pecah, bahaya soalnya,'' kata Dimyati, saat menghadiri Temu Pakar dan Tokoh MPR RI bekerja sama dengan Kesbangpol, dengan tema 'Implementasi Pancasila, UUD Negara republik indonesia tahun 1945, dan sistem ketatanegaraan, di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Selasa (15/9).

Apalagi, kata dia, dengan kondisi ekonomi saat ini, dan dalam posisi beberapa daerah dipegang yang sebelumnya mereka bagian daripada pergerakan-pergerakan yang mengancam NKRI. ''Nah ini kan mesti diantisipasi sejak dini,'' ujarnya.

Dimyati mengungkapkan, jangan sampai NKRI terpecah seperti Uni Soviet. Karena sangat persatuan merupakan sesuatu yang mahal. Maka, ia menilai, temu pakar kali ini tidak lain adalah melakukan kajian, agar NKRI tetap utuh, Bhineka Tunggal Ika berjalan dengan baik.

''Walaupun beda suku, ras dan agama. Dan juga bagaimana menjadi konstitusionalis yang lebih baik,'' jelasnya.

Poin penting temua pakar ini, lanjut dia, mencakup persoalan bangsa dan negara Indonesia. Terutama terkait dengan batang tubuh konstitusi yang harus dipelajar secara utuh, apakah perlu dibuat perubahan atau penguatan. ''Supaya sesuai dengan situasi pada saat ini dan akan datang,'' katanya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler