Selasa 09 Jul 2013 08:58 WIB
Sambut Ramadhan

Suplai Bahan Pokok Dipercepat

bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional
Foto: Musiron/Republika
bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Harga bahan pokok yang terus meroket membuat pemerintah menyiapkan strategi pengendalian. Pemerintah mendesak produsen untuk mempercepat suplai barang untuk memenuhi permintaan masyarakat yang meningkat akibat datangnya Ramadhan.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, ketersediaan bahan pokok dari sisi pasokan cukup. Meski begitu, dia menyebut adanya kenaikan harga pada kisaran lima persen pada sejumlah komoditas, seperti cabai, ayam, dan lain-lain. Percepatan suplai diharap bisa menekan harga.

“Ini kita kendalikan dengan cara mempercepat suplai bagi keperluan stok dalam negerinya tidak cukup,” ujar Hatta di Kemenko Perekonomian, Senin (8/7). Hatta pun tak menampik akan adanya importasi sejumlah komoditas untuk mengantisipasi lonjakan inflasi.

Stok beras Bulog sampai saat ini berada di posisi 2,98 juta ton. Selain itu, Bulog juga akan mengamankan stok daging sapi melalui importasi 3.000 ton. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) juga siap melakukan stabilisasi harga.

Harga kebutuhan pokok di beberapa pasar di Jakarta semakin tak terjangkau. Harga jual cabai mengalami kenaikan cukup tinggi hingga mencapai Rp 40.000 per kilogram (kg) dari harga Rp 15.000 per kg. Misalnya, di Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, harga cabai rawit mencapai Rp 35.000 per kg dari sebelumnya Rp 12.000 per kg.

Harga bawang merah dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 50.000 per kg. “Harga cabai dan bawang merah diperkirakan akan terus naik hingga menjelang Lebaran,” ujar salah seorang pedagang cabai, Ifa, kemarin. Dia menilai, kenaikan ini akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tersendatnya proses distribusi barang.

Selain itu, telur ayam meningkat mencapai harga Rp 22.000 per kg yang disebabkan tersendatnya pasokan telur dari penyalur. Di Pasar Bendungan Hilir, harga gula dan minyak goreng mengalami kenaikan dua hingga lima persen.

Di Pasar Inpres Lontar harga daging sapi sudah mencapai Rp 95.000 per kg dari sebelumnya Rp 85.000 per kg. Sedangkan, daging ayam kini seharga Rp 35.000 per ekor dari sebelumnya Rp 29.000 per ekor. “Sekarang jadi sepi pembeli dan keuntungan juga sedikit,” ujar seorang pedagang daging sapi Suparman.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengakui, harga-harga bahan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan biasanya naik. “Logikanya karena adanya kenaikan permintaan sebab masyarakat biasanya menyelenggarakan acara menjelang puasa,” ujarnya, Ahad (7/7).

Begitu permintaan meningkat, kata dia, pedagang ingin menikmati keuntungan dengan menaikkan harga. Kemendag pun berkonsentrasi pada kenaikan harga komoditas-komoditas yang harganya melonjak, seperti cabai rawit, daging ayam, bawang merah, telur, dan sayur mayur.

Cabai rawit mengalami peningkatan harga cukup tinggi pada Juni 2013, yaitu 20,45 persen. Padahal, satu bulan sebelumnya harga cabai rawit turun sebesar 24,84 persen. Kemudian, harga telur ayam yang sebelumnya Rp 28 ribu per ekor kini menjadi sekitar Rp 33 ribu. Kemendag sedang menyelidiki dan mewaspadai sebab lain kenaikan harga tersebut.

“Apakah pasokannya kurang atau ada hambatan di produksi,” kata Srie. Jika masalahnya terjadi di pasokan, Kemendag meminta industri supaya memberikan pasokan yang cukup. Dia mencontohkan, cabai rawit mengalami kenaikan harga karena anomali cuaca sehingga produksi cabai menurun sebanyak 20 sampai 30 persen.

Untuk meredam kenaikan harga cabai, dia menambahkan, dilakukan impor cabai sebesar 9.715 ton. Menurut Srie, impor tersebut diperlukan karena tiga sebab, yaitu apabila produksi tidak cukup, komoditas itu tidak diproduksi di dalam negeri dan tidak ada substitusi barang tersebut. n muhammad iqbal/rr laeny sulistyawati/antara ed: m ikhsan shiddieqy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Mention Yukk, Satu jenis kosmetik yang ada di Meja rias Kamu!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement