Kamis 04 Jul 2013 01:46 WIB
Kinerja Electronic City

Electronic City Tingkatkan Penjualan

Gerai Electronic City di Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Gerai Electronic City di Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Electronic City Tbk menargetkan pembukaan 30 gerai pada sepanjang 2013 untuk meningkatkan penjualan. Perseroan mengalokasikan dana hingga Rp 200 miliar untuk merealisasikan rencana tersebut.

Direktur Electronic City Feri Wiraatmadja mengatakan, hingga akhir Juni 2013 perseroan telah membuka 18 gerai dan akan membuka tiga lagi pada Juli. Pembukaan gerai baru ini dilakukan untuk mempertahankan pertumbuhan penjualan perseroan yang rata-rata di atas pertumbuhan penjualan global.

"Menurut data Euro Monitor, pertumbuhan penjualan elektronik global adalah sebesar 10 persen. Sedangkan, kami tumbuh 32 persen selama tiga tahun terakhir," ujarnya, Rabu (3/7). Permintaan barang pada awal semester kedua telah mulai meningkat. Hal ini membuat perseroan optimistis bisa mencapai pertumbuhan penjualan hingga 35 persen pada akhir tahun.

Perseroan optimistis kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan tarif dasar listrik (TDL) tidak akan memberikan dampak secara langsung terhadap penjualan perseroan. Ia mengakui, dampak jangka pendek atas kenaikan tersebut memang ada, tapi baru akan terasa pada dua-tiga tiga bulan setelahnya.

Menurutnya, perseroan telah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan BBM dan TDL dengan cara efisiensi. Perseroan juga melihat opsi kenaikan harga jual, tapi menurut Fery, langkah tersebut belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Dia menambahkan, dampak kenaikan harga BBM diharapkan bisa dikompensasi dengan pertumbuhan penjualan sepanjang Ramadhan mendatang. Perseroan yakin, penjualan akan meningkat 30 persen. Dia mengatakan, penjualan selama Ramadhan memberikan kontribusi hingga 12 persen dari total penjualan perseroan sepanjang tahun.

Penjualan selama Ramadhan mulai meningkat pada pekan kedua. Hal ini sejalan dengan sudah mulai banyak perusahaan yang memberikan tunjangan hari raya pada pekan kedua untuk karyawannya. Produk yang paling banyak dibeli pada Ramadhan adalah pemutar video dan peralatan rumah tangga. Kedua barang elektronik ini memang memberikan kontribusi 80 persen terhadap penjualan perseroan selama setahun.

Demi membuka seluruh gerai baru tersebut, perseroan memerlukan dana sekitar Rp 150 miliar-Rp 200 miliar sebagai belanja modal. Per meter persegi gerai perseroan mengeluarkan dana sekitar Rp 2,5 juta-Rp 4 juta. Dana tersebut salah satunya berasal dari hasil penawaran umum saham perdana (IPO) yang baru saja dilakukan perseroan.

Emiten berkode ECII ini melepas 333 juta lembar saham atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan haraga Rp 4.050. Perseroan juga melakukan program employee stock allocation (ESA) dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya dua persen dari jumlah keseluruhan saham.

Direktur Utama Electronic City Ingrid Pribadi mengungkapkan, dari IPO ini perseroan memperoleh Rp 1,34 triliun. Selain untuk melakukan ekspansi dan modal kerja, dana tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman perbankan sebesar 12 persen. Perseroan masih memiliki sejumlah pinjaman di Bank Victoria dan Bank CIMB Niaga.

Direktur PT Danareksa Sekuritas Iman Hilmansah menyatakan, saham perseroan banyak diserap investor asing, yaitu 70 persen dan sisanya investor domestik. "Saham Electronic City bahkan mengalami kelebihan permintaan," katanya. Sekitar 90 persen saham diserap oleh investor institusi. Hanya sebagian kecil yang diserap investor ritel.

Hingga akhir 2012, Electronic City mencatat laba bersih senilai Rp 125 miliar. Sementara, nilai pendapatan sebelum dihitung bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 155 miliar. Pendapatan bersih perseroan tercatat Rp 1,43 triliun. n friska yolandha ed: fitria andayani

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement