Kamis 27 Jun 2013 14:13 WIB

Sambut Lebaran, Bisnis Fashion dan Aksesori Yuk

Rep: Nora Azizah/ Red: Endah Hapsari
 Para pengunjung memilih berbagai aksesoris busana muslim di acara 'Indonesia Hijab Fest 2013' di Gedung Sabuga,Bandung, Jumat (31/5).  (Republika/Edi Yusuf)
Para pengunjung memilih berbagai aksesoris busana muslim di acara 'Indonesia Hijab Fest 2013' di Gedung Sabuga,Bandung, Jumat (31/5). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, Tertarik berbisnis fashion dan aksesori untuk menyambut Hari Raya? Mulailah dari sekarang. “Potensi keuntungan bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari penjualan di momen lainnya,” ungkap desainer Ria Miranda Tentunya, keuntungan tersebut hanya bisa dicapai oleh mereka yang jeli kita melihat peluang. Untuk busana Muslim, sediakan yang nyaman untuk dikenakan. Kenyamanan masih menjadi pertimbangan utama konsumen kala membeli pakaian. “Kaos dan sifon masih menjadi juaranya,” papar pemilik butik House of Ria Miranda ini.

Dari segi tren, dress, gamis, serta kaftan masih menjadi idola di pasar busana Muslim. Untuk bawahan, rok dan celana dengan beragam model juga masih dicari. Selain itu, pakaian yang dapat dipadupadankan dengan jaket atau blazer tetap bisa berpeluang laku dijual saat Ramadhan. Untuk merayakan Hari Kemenangan, Ria melihat busana Muslim yang cenderung casualakan lebih diminati.

Ketika produk yang tepat sudah di tangan, bagaimana cara menjualnya? Bagi pebisnis pemula, promosi dari mulut ke mulut niscaya lebih ampuh. Jadikan orang-orang terdekat sebagai konsumen pertama. “Setelah mereka memakai produk kita, promosi pun berlanjut dari kata-kata positif yang terlontar dari konsumen saat menjawab pertanyaan tentang pakaian yang dikenakannya,” ujar Ria.

Menjual produk dengan cara paket dan potong an harga juga akan menarik pembeli. Ikutilah bazar atau pameran. “Langkah ini berguna untuk me nunjukkan eksistensi kita kepada pasar,” ucap Ria. Soal harga, biarkan kualitas yang berbicara. Konsumen bisa mencirikan produk bagus melalui kualitas. Mereka yang sudah mengamati dan mencintai fashion akan memaklumi harga yang dipasang di label.

Bagaimana jika tak semua pakaian laris terjual? Jangan khawatir. “Lempar saja ke daerah. Tren yang sudah lewat sebentar lalu masih akan diminati oleh pecinta mode di luar Jakarta,” kata Hilda Fachrizah selaku direktur UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement