Jumat 21 Jun 2013 07:21 WIB
Transportasi Brasil

Kenaikan Tarif Transportasi Brasil Dibatalkan

Aksi unjuk rasa di Brasil semakin meluas dan bertambah banyak
Foto: AP
Aksi unjuk rasa di Brasil semakin meluas dan bertambah banyak

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Otoritas di dua kota besar Brasil, Sao Paulo dan Rio de Janeiro, setuju untuk membatalkan kenaikan tarif transportasi publik yang menjadi salah satu pemicu demonstrasi besar. Keputusan itu disampaikan secara terpisah, Rabu (19/6). Unjuk rasa telah dimulai sejak Senin (17/6). Saat itu sekitar 200 ribu orang turun ke jalan di berbagai kota. Demonstrasi ini terbesar dalam 20 tahun terakhir.

Hingga Rabu (18/6), aksi protes masih terus berlanjut. Demontrasi terjadi di dekat Kota Fortaleza, tempat diselenggarakannya pertandingan Piala Konfederasi. Sedikitnya 15 ribu orang berdemostrasi dekat Stadion Castelao menjelang pertandingan Brasil kontra Meksiko. Polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau pengunjuk rasa. Sebagai balasan, demonstran melempari polisi dengan batu dan membakar sebuah kendaraan aparat.

Selain kenaikan tarif, unjuk rasa juga dipicu oleh kekesalan warga atas buruknya layanan publik, tingginya inflasi, serta maraknya korupsi di pemerintahan. Bulan ini, tarif angkutan publik di Brasil naik tinggi. Brasil juga tengah berjuang menahan laju inflasi yang mencapai 6,5 persen. Inflasi mendongkrak kenaikan harga.

Dalam pengumuman pembatalan kenaikan tarif, Wali Kota Sao Paulo Fernando Haddad berkata, ''Ini merupakan pengorbanan besar pemerintah dan kami akan memangkas pengeluaran di berbagai sektor lainnya.

Namun, Haddad tak memberikan secara rinci pemangkasan yang ia maksudkan untuk mengompensasi kenaikan tarif itu. Banyak yang meragukan pembatalan ini akan dapat mengakhiri gelombang protes warga. Rencananya akan ada 70 kota kecil yang melakukan unjuk rasa serupa pada Kamis (20/6).

''Ini bukan tentang harga. Kami menginginkan perbaikan sistem. Kami ingin perubahan,'' kata Camila Sena, mahasiswi sebuah universitas yang ikut berunjuk rasa di Kota Noteroi.

Menurut Sena, penghamburan dana untuk membangun stadion sepak bola demi menyelenggarakan Piala Konfederasi dan Piala Dunia tahun depan, hanya menambah kemarahan rakyat. ''Bukan berarti kami menolak Piala Dunia, bukan itu. Hal itu akan membawa kebaikan bagi Brasil. Yang kami lawan adalah korupsi yang mengatasnamakan Piala Dunia,'' kata gadis 18 tahun itu.

Setidaknya 2.000 orang juga berunjuk rasa di Kota Belo Horizonte. Mereka melangsungkan aksi damai di jalan-jalan kota. Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata Nasional Brasil dikerahkan ke Fortaleza, Rio, Belo Horizonte, Salvador, dan Brasilia untuk mengamankan pertandingan Piala Konfederasi.

Presiden FIFA Sepp Blatter mengingatkan para pengunjuk rasa untuk berhenti mengaitkan kemarahan mereka kepada pemerintahan dengan Piala Konfederasi. Tahun ini Brasil menjadi tuan rumah piala konfederasi. Pada 2014 mereka akan menjadi penyelenggara Piala Dunia. Sementara pada 2016 mereka akan menjadi tempat pelaksanaan Olimpiade. n ap/reuters/c20 ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement