Jumat 07 Jun 2013 01:15 WIB
Konflik Suriah

Tentara Assad dan Hizbullah Kuasai Qusair

Suasana kota Qusair saat dibombardir oleh pasukan pemerintah Suriah
Foto: guardian
Suasana kota Qusair saat dibombardir oleh pasukan pemerintah Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS — Setelah hampir tiga pekan bahu-membahu di medan tempur, pasukan Pemerintah Suriah dan para pejuang Hizbullah, Rabu (5/6), akhirnya menguasai Kota Qusair. Bagi kubu oposisi, ini adalah kekalahan telak karena harus kehilangan wilayah yang sangat strategis.

Qusair adalah sebuah kota yang terletak di Suriah bagian barat dan selama lebih dari satu tahun terakhir berada dalam penguasaan kelompok oposisi. Kota ini terletak di jalan raya yang menghubungkan Damaskus dengan pantai Laut Tengah dan berada di jalur penting pengiriman logistik persenjataan di wilayah perbatasan Suriah-Lebanon. Artinya, ketika oposisi menguasai kota ini, pasokan logistik bagi pasukan pemerintah menjadi terganggu.

Mengenai pentingnya Qusair juga dikatakan oleh Brigadir Jenderal Yahya Suleiman, salah satu petinggi militer Suriah. “Siapa pun yang mengontrol Qusair, dapat mengontrol pusat negara dan siapa pun yang mengendalikan pusat negara, mengontrol semua Suriah,” ujar dia.

Kini, Qusair telah kembali dikuasai pasukan pemerintah. Pasukan oposisi pun telah ditarik keluar dari kota itu. Seperti dikatakan salah satu pejuang Hizbullah, mereka merebut kota itu dalam serangan cepat, Selasa (4/6) malam. “Kami melancarkan serangan secara cepat dan mendadak ketika memasuki kota. Tak lama kemudian, mereka melarikan diri,” katanya seperti dikutip Reuters.

Tayangan televisi pemerintah pada Rabu menunjukkan kerusakan yang sangat luas dan parah di Qusair. Bangunan-bangunan menjadi puing, jalan-jalan pun seperti tercabik-cabik.

“Kami tak akan ragu-ragu untuk menghancurkan dengan tangan besi siapa saja yang menyerang kami. Nasibnya adalah hidup atau mati,” kata militer Suriah dalam pernyataannya, Rabu. “Kami akan meneruskan perjuangan hingga kami memperoleh kembali setiap jengkal tanah Suriah,” sambungnya.

Tekad serupa juga disuarakan kubu oposisi. Koalisi Nasional dalam pernyataannya menegaskan, perlawanan melawan rezim Bashar al-Assad akan terus berlangsung. “Pertempuran di Qusair hanyalah sebuah awal. Akan ada pertempuran besar lain dalam upaya membebaskan Suriah,” ujar pucuk pimpinan Koalisi Nasional, George Sabra.

Ia pun mengutuk aksi Hizbullah dan Iran yang ikut serta dalam pertempuran di Qusair. Sabra juga mengingatkan Hizbullah bahwa aksi ikut campur mereka akan memperdalam keretakan Suni dan Syiah di wilayah itu. Sementara, salah seorang panglima Tentara Pembebasan Suriah, Bassam al-Dada, mengatakan, serangan balasan akan mengincar wilayah Lebanon dalam beberapa hari ke depan. Ucapan dia menyiratkan, oposisi Suriah akan melebarkan wilayah peperangan ke Lebanon.

Rayakan kemenangan

Kemenangan di Qusair disambut gembira kubu pemerintah dan Hizbullah. Di tengah-tengah Kota Qusair yang nyaris hancur, tentara pemerintah melambaikan bendera Suriah sambil meneriakkan slogan prorezim Assad. Kemenangan ini diyakini akan membangkitkan semangat juang pasukan Assad. Namun, kemenangan ini diperkirakan bakal membuat kubu pemerintah lebih memilih jalan pertempuran dibandingkan perundingan damai.

Di Beirut Selatan, para pendukung Hizbullah meneriakkan yel-yel kemenangan sambil menembakkan senapan ke udara dan menyalakan kembang api. Spanduk besar bertuliskan “Qusair telah Jatuh” digantung mereka di jalan-jalan utama.

Ali al-Bazzal, salah satu pemuda Lebanon pendukung Hizbullah, mengatakan, kelompok pejuang militan beraliran Syiah itu telah mengalahkan Israel dalam bentuk lain.

Jatuhnya Qusair ke tangan Hizbullah dan pasukan pemerintah juga disambut gembira sekutu dekat Suriah, Iran. Wakil Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian secara khusus mengucapkan selamat atas kemenangan tersebut.

Sebaliknya, Amerika Serikat mengutuk penguasaan Qusair dan keterlibatan Hizbullah dalam pertempuran di kota itu. Dalam pernyataannya, Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney juga menyeru Pemerintah Suriah agar mengizinkan PBB dan Palang Merah Internasional memasuki Qusair untuk menolong korban yang terluka. n ichsan emrlad alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement