Rabu 29 May 2013 08:25 WIB
Jaringan Masjid

Indonesia Inisiator Jaringan Masjid Dunia

Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla
Foto: Republika/Agung
Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, Indonesia memiliki kelebihan mengawal kerja sama dan membangun jaringan antarnegara-negara Muslim. Salah satu yang sedang diinisiasi Indonesia adalah membangun jaringan antarmasjid yang ada di seluruh dunia.

Ini terungkap setelah Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) M Jusuf Kalla (JK) menerima kunjungan Ketua Umum Dewan Masjid di Iran yang juga mantan wakil presiden Iran, Muhammad Javad Haji Ali Akbari. Javad diterima Jusuf Kalla di kantor DMI di Jakarta Pusat, Selasa (28/5).

Dalam pernyataan pers seusai pertemuan, JK mengatakan, Indonesia dan Iran akan bekerja sama dalam meningkatkan manajemen masjid antardua negara. Kerja sama ini juga akan dilakukan di seluruh dewan masjid di dunia Islam.

Hingga saat ini, menurut JK, belum ada koordinasi antarnegara Muslim terkait pengelolaan masjid. “Salah satu yang jadi pembahasan, bagaimana seluruh dunia Islam memiliki dan mengadakan Hari Masjid Sedunia,” ujar mantan wakil presiden itu kepada rekan wartawan.

JK mengaku sepakat bila tanggal 30 Mei dijadikan Hari Masjid Sedunia. Hadirnya Hari Masjid itu, kata dia, adalah komitmen lama dari para pemimpin negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dipilihnya tanggal 30 Mei karena pada hari itu merupakan insiden yang tidak bisa dilupakan umat Islam, yakni pengeboman pertama tentara Zionis-Israel terhadap situs suci umat Islam, Masjid al-Aqsa.

Karakter sama

JK juga membuka pembicaraan untuk kerja sama dalam bidang pengelolaan masjid. Sebab, masjid di Iran dan Indonesia memiliki karakter yang sama, yakni dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta, hanya beberapa yang dikelola pemerintah. Ini berbeda dengan beberapa negara Muslim lain di mana hampir seluruh masjidnya dikelola negara.

Muhammad Javad Haji Ali Akbari yang memiliki pengalaman jabatan yang sama, yakni mantan wakil presiden Iran, menyambut baik kerja sama ini. “Kami berterima kasih sekali kepada Jusuf Kalla atas kerja sama ini,” ujarnya.

Dari pertemuan tadi, kata Javad, Indonesia yang diwakili JK berbicara banyak terkait kerja sama masjid di Indonesia dan Iran. Seperti di seluruh dunia Islam, jelas dia, di Iran masjid juga memiliki posisi penting bagi umat. Selain tempat ibadah, masjid juga menjadi rumah yang menaungi semua aktivitas masyarakat. “Kerja sama ini dapat meningkatkan fungsi masjid antardua negara menjadi lebih baik.”

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI Imam Addaruqutni menambahkan, salah satu arah pembicaraan antara JK dan Javad adalah bagaimana negara Muslim, khususnya Indonesia-Iran, memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan masjid. “Fungsi masjid di Iran hampir sama seperti di Indonesia, yakni fungsi ibadah, sosial, ekonomi, dan penguatan peran politik masyarakat. Bukan terjun ke politik, tapi bagaimana peran umat menjawab masalah kemasyarakatan,” katanya.

Terkait pemilihan Iran sebagai negara pertama komunikasi manajemen jaringan masjid ini, Imam mengatakan karena sejak awal Muhammad Javad Haji Ali Akbari sudah memiliki agenda pertemuan dengan JK. “Berhubung kedua tokoh ini mantan wapres dan ketua dewan masjid, pembicaraan itu dimulai sekalian,” ujarnya. “Ke depan, DMI juga akan membicarakan kerja sama manajemen masjid ini ke beberapa negara Muslim lain.” n amri amrullah ed: chairul akhmad

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement