Senin 27 May 2013 14:17 WIB

Suami Kurang Perkasa, Bagaimana Solusinya?

Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi
Foto: militarymentalhealth.org
Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dok, suami saya kalau berhubungan kurang bisa memuaskan, karena cepat “selesai”. Kata orang, itu gejala mani encer. Lalu dikasih obat oleh tetangga, biar kuat katanya. Kok suami saya malah berdebar-debar dan wajahnya merah sekali setelah minum obat itu. Bagaimana solusinya dok?

Ny M 

Yogyakarta

 

Jawab:

Ny M yang baik. Jika yang ibu maksud adalah suami tidak mampu ereksi atau keburu ejakulasi sebelum pasangan mendapatkan kepuasan dan berlangsung terus menerus, ini disebut disfungsi ereksi (DE). Memang ada istilah yang salah kaprah seperti mani encer, karena sebenarnya maninya belum tentu encer.

Sebelum bicara tentang pengo batan, kita harus tahu penyebabnya. DE bisa terjadi karena gangguan psi kologis, organ, pembuluh darah, sa raf, hormon, kerusakan jaringan erek til, proses penuaan, penyakit sis te mik lain dan sebab-sebab lainnya. Ja di penyebabnya tidak mesti tunggal.

Lalu bagaimana terapinya? Karena penyebabnya tidak mesti tunggal, maka terapinya juga tidak mesti tunggal. DE yang disebabkan oleh gangguan psikologis, maka terapi utamanya adalah terapi psikologis melalui konseling, obat tranquilizer dan lain sebagainya. Jika penyebabnya gangguan fungsi tubuh, bisa menggunakan obat yang sesuai dengan jenis gangguannya, apakah pembuluh darah, saraf, atau yang lain.

Jika kerusakan terjadi pada organ, ada berbagai teknik yang bisa dipilih, misalnya teknologi saat ini telah menyediakan alat Protese yang dipasang di penis agar bisa di stel, ereksi saat akan berhubungan, dan dikendurkan saat tidak dibutuhkan.

Ada juga alat vacuum yang digunakan untuk membantu terjadinya ereksi. Jika masalahnya adalah gangguan hormon, maka kita pilih terapi hormon. Jadi tidak semua menggunakan “obat kuat”, tergantung pada penyebabnya. Ada juga gangguan organ yang memerlukan tindakan operasi.

Oleh sebab hati-hati mengkonsumsi obat. Obat oral (yang diminum) sangat banyak di pasaran dan mudah dibeli, baik yang resmi maupun yang eceran di tepi jalan. Baik dalam sediaan obat, maupun sediaan “jamu”. Tak jarang pula jamu palsu yang sebenarnya berisi obat kimia. Oleh karena itu perlu saya tekankan, penggunaan obat harus hati-hati.

Terapi obat harus memperhatikan kondisi atau penyakit lain yang diderita seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan lainnya. Jika digunakan serampangan, obat DE justru bisa memperparah penyakit yang sudah ada.

Perlu Ibu ketahui bahwa disfungsi seksual dapat terjadi pada wanita. Ada sekitar 30-50 persen wanita mengalami disfungsi seksual. Disfungsi seksual pada wanita antara lain bisa berwujud gangguan libido, gangguan perangsangan, gangguan orgasme, nyeri seksual, dan tidak pernah merasa puas.

Penyebabnya juga bermacammacam, dari psokologis, organik dan lain sebagainya. Sama dengan laki-laki, gangguan seksual pada wanita juga harus diterapi dengan benar. Pemeriksaan dan konsultasi dokter juga mutlak diperlukan.

Masalah seksualitas tidak boleh diserahkan hanya pada suami atau istri. Bisa jadi, istri adalah penyebeb gangguan seksual suami, atau sebaliknya. Oleh karena itu harus ada kerjasama antara suami dan istri.

Karena seksualias juga merupakan bagian dari Bidang Urologi, saat ini RS ANNUR sebagai pusat layanan urologi mulai mengembangkan Sexuality Center dimana masalah-masalah seksualitas ditreatment dengan kaidah ilmiah, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ibu dan suami dapat memeriksakan diri bersama-sama tanpa perlu rasa segan. Terdapat banyak pilihan terapi yang bisa dikonsultasikan kepada kami untuk dicarikan solusi yang terbaik. 

 

sumber : Dr. H.R. Danarto, Sp.B, Sp.U (Ahli Urologi)
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement