Senin 27 May 2013 01:31 WIB
Liga Champions

Muenchen Juara Liga Champions

Arjen Robben
Foto: REUTERS/Stefan Wermuth
Arjen Robben

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON -- Empat tahun, tiga final, dan satu gelar. Itulah buah kerja keras dan semangat tak kenal lelah yang ditunjukkan Bayern Muenchen. Setelah dua kali gagal pada final Liga Champions 2010 dan 2012, Muenchen akhirnya menjadi kampiun tahun ini usai menaklukkan Borussia Dortmund, 2-1, di Stadion Wembley, London, Ahad (26/5) dini hari WIB.

Muenchen kini sejajar dengan Liverpool yang sukses meraih lima gelar juara Eropa. Mereka pun berada pada posisi ketiga dalam tim yang paling sukses di kancah Liga Champions, setelah Real Madrid (9 kali juara) dan AC Milan (7 kali juara).

Tidak hanya itu, Muenchen menjadi tim kedua yang mampu menjuarai Liga Champions, setelah musim sebelumnya tampil sebagai finalis. Hal ini juga pernah terjadi dengan AC Milan saat meraih gelar pada 1994. Arjen Robben, Franck Ribery, dan Mario Mandzukic menjadi aktor sentral kemenangan Muenchen. Robben memberikan umpan bagi gol pertama Muenchen yang dicetak Mandzukic pada menit ke-60. Robben kemudian mencetak gol kemenangan timnya pada pengujung laga, memanfaatkan operan menggunakan tumit dari Ribery.

Penalti gelandang serang Dortmund Ilkay Guendogan pada menit ke-68 menjadi tak berarti karena gol Robben. Jasa Ribery tak hanya pada gol penentu kemenangan, tapi juga gol pertama. Sebab, operan brilian pemain Muslim asal Prancis inilah yang melepaskan Robben dalam posisi tak terkawal sehingga bisa melepaskan umpan ke Mandzukic. "Kami telah menunggu lama untuk mendapatkan trofi ini, jadi kami benar-benar bahagia. Saya kira kami bekerja dengan sangat baik musim ini," kata Ribery, seperti dikutip Omnisport.

Bukan sekadar mengakhiri penantian. Muenchen bersama Dortmund mengundang decak kagum penggemar sepak bola dunia. Kedua tim menyuguhkan sepak bola menyerang nan menghibur. Sejumlah media Inggris menyebut final Liga Champions edisi ke-21, sejak format kompetisi Liga Champions berubah, sebagai salah satu partai final terbaik yang pernah digelar di Stadion Wembley.

Intensitas, tempo permainan, dan pola serangan yang ditunjukkan kedua tim berada di level tinggi. Pelatih Muenchen Jupp Heynckes mengaku timnya kewalahan dalam menghadapi tekanan yang dilakukan tim besutan Jurgen Klopp pada babak pertama. "Babak pertama kami akui bukan milik kami. Jadi, saya harus membuat beberapa perubahan saat jeda antarbabak," ungkap Heynckes, seperti dikutip ESPN.

Pada babak pertama, Dortmund mampu memberikan ancaman langsung ke gawang tim asal Bavaria tersebut sebanyak tujuh kali. Salah satunya saat Robert Lewandowski melepaskan tendangan dari jarak 30 meter yang akhirnya berhasil dimentahkan kiper Manuel Neuer.

Sedangkan, Muenchen hanya bisa lima kali mengancam gawang Dortmund, tiga di antaranya dimiliki Robben. Tapi sayang, semuanya gagal. Dominasi Muenchen pada musim ini sepertinya belum akan berakhir. Setelah memastikan gelar Bundesliga saat liga masih menyisakan enam partai lagi, dan kini menjadi jawara Eropa, Muenchen masih berpeluang besar menambah raihan titel mereka pada musim ini.

Stuttgart menjadi lawan berikut mereka di final Piala Jerman, Sabtu (1/6) mendatang. Jika mampu meraih Piala Jerman, Muenchen akan menjadi tim pertama asal Jerman yang meraih treble winners.Kami berpeluang mencapai prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola Jerman, kata Heynckes, yang menjadi pelatih keempat yang berhasil membawa dua tim berbeda meraih titel juara Liga Champions. n c90 ed: israr itah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement