Jumat 24 May 2013 15:48 WIB

Ini Dia yang Bikin Ibu Bekerja Galau

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Endah Hapsari
Ibu dan wanita karier/ilustrasi
Foto: straighterline.com
Ibu dan wanita karier/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dilema ibu bekerja nyaris seragam. Mereka harus berupaya keras agar kehidupan rumah tangga dan kariernya berjalan mulus. Ibu akan sangat berat meninggalkan rumah jika urusan domestik belum tertangani. Berbeda halnya dengan ayah yang cenderung ringan saja berangkat kantor meski rumah masih berantakan, makanan belum terhidang, dan pakaian kotor menumpuk tinggi. “Di titik ini, bisa dibilang keadaan pembantu rumah tangga (PRT) mutlak dibutuhkan,” ungkap sosiolog dari Universitas Indonesia, Ida Ruwaida. 

Sebagai perempuan bekerja keberadaan pembantu di setiap rumah tangga sangat erat kaitannya dengan karakteristik ibu. Karakteristik ibu terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama ialah perempuan yang memiliki karier di luar rumah. Kehadiran PRT bisa sangat dibutuhkan di keluarganya. Alasannya jelas, biasanya mereka tak sampai hati tak mengacuhkan pe rannya sebagai pengurus rumah tangga. “Mereka lalu mencari pembantu agar merasa nyaman ketika meninggalkan rumah untuk bekerja,” ujar Ida. 

Kelompok kedua, kaum ibu yang menggunakan PRT sebagai simbol status. Mereka dengan royal menggaji satu-dua asisten, padahal tidak terlalu membutuhkannya. Faktor psikologis juga berpengaruh dalam kasus ini. “Termasuk dalam kelompok ini adalah ibu rumah tangga yang tidak banyak beraktivitas di luar rumah namun enggan mengerjakan sendiri urusan domestik,” papar Ida. 

Kebutuhan PRT lebih banyak ditemukan di kota-kota besar seperti Jakarta. Penyebabnya beragam, mulai dari sarana transportasi yang tidak memadai hingga kurangnya fasilitas penitipan anak yang nyaman, layak, dan murah. “Di kota kecil, ibu bekerja masih bisa menengok anaknya di sela-sela jam kantor,” kata Ida. 

Beruntung bagi wanita karier yang memiliki orang tua yang tinggal berdekatan. Banyak ibu sengaja menitipkan buah hati di rumah nenekkakeknya. Kehadiran pihak keluarga, dikatakan Ida, memberi kenyamanan lebih bagi ibu bekerja. Selain itu, para asisten akan sungkan berlaku sembarangan jika merasa diawasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement