Kamis 16 May 2013 13:47 WIB

Anak Akan Disunat, Siapkan Ini Dulu

Siapkan mental anak sebelum disunat/ilustrasi
Foto: sheknows.com
Siapkan mental anak sebelum disunat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Meski tidak termasuk tindakan operasi besar, sunat memiliki standar prosedur tersendiri. Dokter harus memeriksa saksama pasiennya. Ada kondisi tertentu yang membuat anak tidak memungkinkan ditangani oleh sembarang ahli sunat, ungkap  Dr Harris Istianggoro.

 

Pengidap hemofilia, contohnya. Diperlukan persiapan yang tidak sederhana agar memungkinkan mereka untuk dapat disunat. Untuk mendeteksi penyakit gangguan pembekuan darah yang bersifat turunan ini dokter harus bertanya ke pasien, misalnya, apakah kalau jatuh lama sembuhnya, Harris mencontohkan.

Orang yang mengalami hipospadia juga tidak bisa disunat langsung. Kendalanya, lubang saluran kencing berada di bawah penis, bukan di ujung. Harus ahli urologi yang menanganinya, kata Harris.

Jika kedua kelainan itu tidak ada pada anak, ia aman untuk disunat. Akan lebih baik jika anak tahu persis tujuan sunat, termasuk dari segi medis dan syariat. Komunikasi yang baik akan menghindarkan anak dari efek traumatis saat atau setelah disunat, tutur Harris.

Banyak orang membujuk anaknya dengan mengatakan sunat tidak sakit. Besaran rasa sakitnya hanya seperti gigitan semut. Padahal, sunat tetap sakit, ucap dokter umum yang menjabat business development senior executive Wooridul Sahid Sahirman Memorial Hospital, Jakarta ini.

Oleh karena itu, Harris menganjurkan agar sunat dilakukan begitu anak siap. Tunda saja jika anak masih ragu-ragu. Ada risiko psikologisnya jika dipaksakan, papar Harris.

Anak yang tidak siap mental akan terkejut ketika jarum suntikan bius menembus kulitnya. Bahkan, tak jarang yang sudah berontak, meronta, dan menjerit sebelum dokter melakukan tindakan. Nyeri suntikan yang tidak seberapa bisa terasa berkali lipat oleh sugesti yang dibangun anak, Harris menjelaskan.

Bius ekstra niscaya tidak akan dapat membantu meredakan tangis mereka. Di alam pikirannya, mereka malah menyangka proses berikutnya akan jauh lebih sakit. Padahal, ketika bius bekerja, tak akan ada rasa sakit, ujar dokter di RS Pusat TNI AU ini.

Polah seperti ini dapat menimbulkan suasana tidak nyaman. Baik bagi dokter, pasien, maupun keluarga pasien. Mental orang tua atau pendamping anak saat disunat juga harus disiapkan agar dapat memberi dukungan persuasif sekaligus memberi rasa nyaman pada anak, kata Harris.

Belakangan, ada trik sederhana yang dipraktikkan dokter untuk mengurangi nyeri suntikan bius. Dokter akan memberi olesan anastesi sebelum menyuntik. Lantas, kami sesuaikan jarum kecil untuk anak kecil, tandas Harris. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement