Selasa 07 May 2013 15:36 WIB

Ogah Bangkrut Gara-Gara Shopping, Coba Kiat Ini

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Endah Hapsari
Shopping/ilustrasi
Foto: destination360.com
Shopping/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut Safir Senduk, penasihat keuangan dari Biro Perencana keuangan Safir Senduk & Rekan, bentuk penghematan belanja dapat terbagi dalam tiga tindakan. ''Hal yang paling utama jika mau berbelanja, selain mempertimbangkan harga sebaiknya juga mempertimbangkan tempat belanja,'' tuturnya. Berbelanja di tempat perkulakan, katanya, akan jauh lebih menguntungkan daripada berbelanja di supermarket. Apalagi jika sistem belanjanya perbulan, yang dinilai Safir lebih berguna dibandingkan belanja hariannya. 

Belanja bulanan ini meliputi barang kebutuhan rumah tangga yang bersifat awet seperti beras, gula, minyak, sabun, deterjen, dan sejenisnya. Lalu langkah selanjutnya, memprioritaskan barang yang dibutuhkan, bukan barang yang diinginkan. Menurut Safir, seringkali kalau pergi ke tempat perbelanjaan, seseorang menjadi 'lapar mata'. ''Pergi ke supermarket mau beli susu, melihat produk baru apalagi yang lagi diskon, langsung borong. Padahal produk itu tidak terlalu dibutuhkan,'' ujarnya. Itulah pentingnya menulis kebutuhan sebelum berbelanja, kata Safir. 

Urutlah barang-barang yang akan dibeli berdasar kebutuhannya. ''Jika memang ada sisa uang belanja, baru belikan barang yang kita inginkan. Itupun tidak keluar dari pengeluaran yang telah dicatat,'' tambah Safir. Dalam masalah diskon ini, yang merupakan masalah utama dalam belanja karena jarang sekali konsumen yang menolak diskon. Diskon bisa dipergunakan dengan baik asal produk yang sedang potong harga itu merupakan barang yang memang dibutuhkan. 

''Tapi jika barang itu tidak dibutuhkan, mau diskon sampai 70 persen juga sebaiknya tidak dibeli,'' tambahnya. Selain itu, sebagai konsumen kita juga dituntut untuk cerdas dan kritis untuk mengimbangi taktik dagang pengusaha. ''Untuk bisa berhemat, berarti kita harus cerdas, tidak hanya pasrah menghadapi gaya hard selling dari produsen,'' imbuh Harry. Harry menyarankan agar rajin membaca dari terbitan-terbitan yang berkaitan dengan konsumen. 

Hal ini penting untuk membantu membuka cakrawala pengetahuan masyarakat tentang apa yang ada di sekitar kita. ''Banyak mencari tahu dari koran dan majalah juga bisa sangat membantu agar kita tidak sampai salah dalam memilih,'' kata Harry yang rajin menulis di sebuah tabloid ekonomi mingguan. Selain itu, kepada media Harry juga menyarankan agar bisa memberikan penyajian yang terbaik yang memang diperlukan masyarakat. Misalnya membuka kolom khusus aduan masyarakat yang bisa menjadi tempat konsumen menyampaikan komplain yang juga dapat berguna sebagai ajang mendidik produsen. ''Selain konsumen, produsen juga harus dididik agar tidak sembarangan dalam membuat produk,'' ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement