Kamis 25 Apr 2013 14:19 WIB

Anak Sering Membantah, Bagaimana Solusinya?

Rep: Nina Chairani/ Red: Endah Hapsari
Ibu bicara pada balita/ilustrasi
Foto: allparenting.com
Ibu bicara pada balita/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Benarkah anak zaman sekarang suka membantah? Membantah orang tua, menurut Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dr T Priyo Widiyanto MSi, memang fenomena yang ada di berbagai tempat. Anak-anak yang membantah bisa karena disuruh orang tua, tetapi bisa juga sebagai mekanisme pertahanan diri. 

 

Priyo mengakui ada perbedaan kultur antara anak-anak masa kini dan generasi sebelumnya. Dahulu, seorang anak selalu menurut bila diperintah orang tuanya. ''Karena kalau membantah apa yang diperintahkan orang tua pasti langsung dimarahi,'' katanya,''Khususnya di budaya Jawa, kalau anak membantah dengan orang tua diberi label tidak sopan, tidak tahu unggah-ungguh.''

Kini, perkembangan terjadi dengan semakin meluasnya arus informasi dan perubahan pola asuh. Hampir semua film anak-anak di televisi mengandung adegan bantah-membantah. Misalnya, film Sinchan. Si kecil Sinchan yang masih duduk di taman kanak-kanak kerap membantah ayah-ibunya. Alhasil, bila anak gemar menonton film bermuatan seperti itu maka film tersebut bisa menjadi model baginya.

Di sisi lain, orang tua sekarang juga sudah tidak bisa lagi bersikap keras seperti pendahulu mereka dulu. Mereka menghindari sikap keras karena khawatir anak-anak akan lari dari rumah atau anak mungkin menjadi penurut tetapi kreativitasnya tidak berkembang. Maka orang tua masa kini lebih menerima anak dengan keberaniannya mengemukakan pendapat dengan segala masalahnya.

Membantah itu tidak selalu jelek. Priyo Widiyanto berpendapat, anak boleh membantah sejauh bantahan itu menyangkut hal-hal yang prinsip dan perlu dipertahankan bahwa itu menyangkut kebenaran universal. ''Karena kadang tidak semua orang tua itu baik,'' katanya. 

Misalnya, bila anak menolak ketika disuruh membuang sampah di depan rumah tetangga. Itu berarti si anak memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan tetangga yang lebih tinggi daripada orang tuanya. Konflik semacam itu biasanya diketemukan ketika anak sekolah dan belajar nilai-nilai baik yang bertentangan dengan ajaran orang tua di rumah.

Bagaimana cara membedakan antara perilaku menyimpang dan anak yang hanya ingin menyatakan independensinya? Ingatlah, tanda-tanda pertama dari otonomi adalah perkembangan alami anak-anak. Mereka membantah untuk menguji batas, belajar mengetahui apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Yang tak bisa diterima adalah bila bantahan itu untuk menyakiti hati orang lain. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement