Sabtu 20 Apr 2013 08:37 WIB
Partai Politik

PKS Bantah tak ‘Bersih’ Lagi

Presiden PKS, Anis Matta
Foto: Republika/Yasin Habibi
Presiden PKS, Anis Matta

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan menggunakan jargon baru menjelang Pemilu 2014. Kata “cinta”, “kerja”, dan “harmoni” dipilih untuk menggantikan jargon sebelumnya, “bersih”, “peduli”, “profesional”. Namun, Presiden PKS Anis Matta mengelak meninggalkan jargon “bersih”, “peduli”, dan “professional”.

Dalam ajang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Anis menegaskan bahwa jargon ini adalah kelanjutan dari semangat bersih, peduli, dan profesional. “Salah dikatakan kita tinggalkan bersih, peduli, dan profesional,” katanya di Semarang, Kamis (18/4) malam.

Ketika ditanya apakah PKS sudah tercitrakan tak lagi bersih pascakasus yang membekap mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq (LHI), Anis mempunyai jawaban sendiri. Anis berkilah kesalahan individu tidak bisa dinisbatkan kepada partai. “Masih belum terbukti di pengadilan. Umpama terbukti, nanti ada mekanisme tobat, perbaikan,” katanya.

Anis menambahkan PKS memiliki mekanisme perbaikan yang sangat cepat dan terstruktur dibanding partai lain. Masyarakat sudah menilai PKS profesional mengelola individual problem. “Kita tidak gaduh seperti partai lain.” PKS, kata Anis, akan fokus kepada terget tiga besar di Pemilu 2014.

Jargon “cinta”, “kerja”, dan “harmoni”, menurutnya, selaras dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Hambatan yang masih diakui mantan wakil DPR RI ini adalah belum membaurnya kader dengan masyarakat. “Jargon baru ini akan melekatkan kader dengan warga,” katanya.

Jargon cinta, kata Anis, sesuai karakter bangsa Indonesia yang lebih kental nuansa spiritual. Sedangkan, kerja juga mewakili semangat masyarakat Indonesia keseharian. “Masyarakat Indonesia itu suka kerja, kerja apa saja tanpa melihat jenis pekerjaan.” Dan, harmoni dinilai Anis adalah langkah natural bangsa Indonesia melihat kondisi demografis dan geografis. “Bung Karno sudah merangkum tiga kata tadi dengan jargon gotong royong,” ujarnya.

Anis di depan 1.300 peserta Rapimnas dari level DPP hingga DPR Kabupaten/Kota menjabarkan ada empat tahapan konsolidasi nasional menjelang pemilu. Konsolidasi pertama ditandai dengan gelaran rapimnas dengan target mencegah kejatuhan moral kader setelah kasus LHI. Konsolidasi kedua akan dilakukan hingga bulan Ramadhan dan konsolidasi selanjutnya hingga akhir tahun. “Puncaknya saat pencoblosan 9 April,” katanya.

Anis yakin PKS akan menembus tiga besar karena tren selama mengikuti pemilu terus mengalami pertumbuhan. Saat pemilu pertama PKS, yang kala itu bernama Partai Keadilan, gagal lolos. Pemilu 2004 mendapat 45 kursi dan pemilu 2009 mendapat 57 kursi. “Kita tidak targetkan berapa kursi, tapi tiga besar.” n hafidz muftisany ed: fitriyan zamzami

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement