Kamis 18 Apr 2013 01:15 WIB
Tanyangan TV

KPI Peringatkan ‘Khazanah Trans7’

Tayangan televisi, ilustrasi
Tayangan televisi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara Khazanah yang ditayangkan oleh Trans7 menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Ada pihak yang merasa materi yang ditayangkan menyimpang dari ajaran agama Islam.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun memanggil pihak pelapor dan Trans7 untuk melakukan mediasi. Komisioner KPI Bidang Kelembagaan Idy Muzayyad mengatakan, mediasi yang dilakukan oleh KPI ini bertujuan untuk menengahi pro dan kontra yang terjadi di masyarakat.

Beberapa pelapor yang merasa materi acara Khazanah Trans7 menyimpang dari ajaran Islam adalah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Utara, KH Tobali, dan beberapa perwakilan masyarakat lainnya.

Menurut Idy, para pelapor keberatan dengan beberapa episode tayangan Khazanah yang mereka anggap berisi muatan hal-hal yang bersifat amaliah, seperti ziarah kubur, maulid, tawassul, shalawat Badar, dan muatan yang lain. "Mereka berasumsi kalau ziarah kubur dianggap syirik, misalnya. Padahal, Trans7 tidak bermaksud mengharamkan hal-hal demikian," kata Idy, Rabu (17/4).

Namun, lanjut dia, Trans7 mengakui ada beberapa hal yang keliru dalam penayangan beberapa episode Khazanah. Misalnya narasi dan gambar yang tidak sesuai, lafaz Alquran yang kurang tepat, dan tidak cover both side.

Idy mengungkapkan, pihak Trans7 akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki dan membenahi tayangan Khazanah tersebut dan akan mengganti episode yang memicu kontroversi dengan episode ralat. Episode ralat akan ditayangkan secara bertahap dalam empat pekan ini, sebagai klarifikasi atas episode yang memicu keresahan masyarakat tersebut.

Dalam kasus ini, kata Idy, Trans7 belum diberikan sanksi karena dalam mediasi stasiun televisi milik pengusaha Chairul Tanjung itu akan memperbaiki materi siarannya. "Kami juga mengingatkan, untuk penayangan hal-hal yang bersifat khilafiyah sebaiknya dihindari karena akan memicu keresahan berbagai pihak," ujarnya.

Dalam Pasal 7 peraturan KPI tentang Standar Program Siaran (SPS) disebutkan bahwa materi agama pada program siaran wajib tidak berisi serangan, penghinaan, pelecehan terhadap pandangan dan keyakinan antar atau dalam agama tertentu, serta menghargai etika hubungan antarumat beragama.

Dalam pasal tersebut juga dijelaskan untuk menyajikan muatan yang berisi perbedaan pandangan atau paham dalam agama tertentu secara berhati-hati, berimbang, tidak berpihak, dengan narasumber yang kompeten dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ke depannya, KPI akan terus memonitor tayangan Khazanah tersebut, apakah Trans7 tetap membandel menayangkan program yang kontroversial atau akan berubah. Jika acara Khazanah tetap menayangkan konten yang kontroversial maka KPI akan melakukan rapat pleno dan memberi sanksi berupa teguran hingga pemberhentian  sementara tayangan.

Ubah konten

Pihak Trans7 mengakui ada beberapa episode Khazanah yang mengambil tema sensitif dan memicu kontroversial. Setelah mediasi di KPI, Trans7 berjanji akan mengubah konten dalam acara tersebut. "Kami akan lebih hati-hati memilih tema dan konten," ujar Pemimpin Redaksi Trans7 Titin Rosmasari, saat ditemui Republika.

Ia mengatakan, dalam mediasi yang diselenggarakan di kantor KPI, pihaknya mendengarkan dan berdialog dengan para pelapor. Ia merasa ada perbedaan pendapat dengan materi yang disampaikan dalam acara Khazanah.

Khazanah, sambung Titin, merupakan program yang menayangkan konten Islami yang bertujuan sebagai penyejuk rohani dan menambah ilmu pengetahuan sesuai ajaran islam. “Tayangan seperti ini jarang, jadi sayang kalau dihentikan.”

Karena dianggap telah menayangkan konten yang memicu keresahan masyarakat, pihaknya pun siap melakukan perbaikan dan evaluasi, terutama yang berkaitan dengan visualisasi, dubbing yang kurang tepat, pelafalan ayat suci yang kurang benar, dan ketidakcocokan narasi. Titin juga berjanji akan menghindari tema-tema yang kontroversial dan memilih tema yang lebih umum.

Untuk itu, kata dia, dengan adanya mediasi yang dilakukan oleh KPI ini, Trans7 belajar pada kesalahannya. Ke depannya, ada niatan untuk mengubah konten dan materi yang lebih menghargai perbedaan pendapat. Titin menegaskan, secara konsep, judul, dan program tidak berubah. Trans7 akan lebih berhati-hati dalam pemilihan tema dan konten. n rosita budi suryaningsih ed: chairul akhmad

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement