REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peserta Ujian Nasional (UN) SMA mengeluhkan kualitas lembar jawaban. Siswa Jurusan IPS SMA Negeri 1 Baleendah, Harien Aliva (18 tahun), mengatakan lembar jawaban agak berbulu saat dihapus.
Karena itu, ia mengkhawatirkan lembar jawaban tidak terbaca di komputer akibat kualitas yang jelek. "Huruf abjad di lembar jawaban juga mudah hilang," kata dia, Senin (15/4).
Di tempat berbeda, siswa jurusan IPA SMA Negeri 1 Margarahayu, Ane Trisna Wijaya (17 tahun) mengatakan lembar jawaban tipis. Sehingga, mudah berlubang atau robek jika dihapus berkali-kali.
Senada dengan Harien, Ane mengatakan tinta di lembar jawaban juga gampang ikut kehapus. Karena itu, ia khawatir jawabannya tidak bisa dibaca saat dilakukan scan.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Margahayu, Amin Wijaya mengatakan lembar jawaban menjadi berbulu karena kebanyakan dihapus. Ia lebih menilai para siswa agak stress pada hari pertama.
Sementara itu, menurutnya, hal tersebut tidak mempengaruhi saat diperiksa oleh komputer. Ia mengaku sudah mengkonsultasikan hal tersebut kepada pengawas satuan pendidikan.
Pihaknya mengaku penyelenggaraan UN berjalan lancar. Gangguan kecil pada hari pertama di antaranya siswa terlambat karena akses macet. Menurutnya, lebih dari sepuluh siswa terlambat. Namun, keterlambatan tersebut bukan terlambat saat mengerjakan soal tapi terlambat masuk kelas.
Hambatan lainnya yaitu pengawas baru kurang paham terkait barcode. Barcode tersebut terdapat di soal dan lembar jawaban yang menyatu. Menurutnya, dalam barcode tersebut terdapat pakta integritas. Barcode juga untuk keamanan dan berbeda-beda untuk masing anak-anak. Sebab, sudah tidak ada kode paket soal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
