Kamis 28 Mar 2013 13:18 WIB

Alhamdulillah, Para Mahasiswa Ini Dapat Jatah Haji dan Umrah

Pidato Presiden Kampus IIUI yang baru.
Foto: PPI
Pidato Presiden Kampus IIUI yang baru.

 

Rabu (13/3) sore di International Islamic University Islamabad (IIUI) saat itu tampak raut sumringah dari seluruh mahasiswa luar negeri yang belajar di sana. Betapa tidak, mereka baru saja mendapatkan kabar gembira dan harapan gemilang selepas pertemuan dengan Presiden Kampus yang baru.

IIUI yang terletak di Ibukota Pakistan dan berdiri pada 11 November 1980 ini, merupakan salah satu kampus yang dibangun atas aspirasi dan hasrat negara-negara muslim yang menginginkan terbentuknya sebuah Universitas Islam berskala Internasional. Hal ini sebagai simbol dari sebuah kebangkitan Islam Universal yang moderat. Maka, di bawah naungan OKI (Organisasi Kerja sama Islam) berdirilah kampus ini dengan konsen pada Islamic Studies sebagai prioritas.

Seiring berjalannya waktu, kampus ini pun melebarkan sayapnya dengan membuka sejumlah fakultas umum. Sejak awal berdirinya hingga saat ini, tak kurang dari 56 negara, baik negara muslim maupun non-muslim pernah menimba ilmu di negara ini. Kampus yang terletak di sector H-10 Islamabad ini menggunakan sistem separate class, yang memisahkan kampus putri dan putra.

Saat ini, Presiden Kampus yang baru saja empat bulan menjabat, nampaknya memberikan cahaya baru bagi pelajar di dalamnya terutama bagi kalangan pelajar asal luar negeri. Dr. Ahmad Yousif A. Al-Draiweesh yang berkewarganegaraan Saudi Arabia tersebut, sebelumnya menggelar pertemuan khusus bersama seluruh mahasiswa luar negeri di Aula Imam abu Hanifah male campus block A.

Dalam pidatonya, beliau memberi semangat kepada seluruh pelajar bahwa kesungguhan dan niat yang ikhlas dalam belajar akan menghasilkan pribadi akademik yang tangguh dan bermutu. "Kalian adalah orang-orang yang dijanjikan Allah sebagai golongan fi sabilillah, karena kalian telah berjalan jauh menyeberangi samudra, menerjang segala kekhawatiran hanya untuk menimba ilmu," tambahnya. Harapan sang Presiden kepada para pelajar luar negeri, tidak selesai hanya kepada prestasi akademik yang bagus saja, tapi juga pada implementasi keilmuwan kelak sepulangnya ke tanah air masing-masing.

Guna mendukung semangat belajar yang efektif, Presiden baru ini juga menjanjikan kepada khususnya pelajar asal luar negeri berupa perbaikan sistem birokrasi kampus, fasilitas dan servis. Sejauh ini, kampus hanya memiliki satu central library, sehingga jadwal masuknya dibagi 3 hari untuk pelajar laki-laki dan 3 hari lainnya untuk pelajar putri.

Beliau menjanjikan, dalam jangka waktu satu tahun ini akan mendirikan central library terpisah untuk pelajar putri sendiri. Selain itu, juga akan menambah referensi buku-buku klasik dan kontemporer di setiap perpustakaan fakultas.

Sistem birokrasi untuk overseas section juga akan diperbaiki seprofesional mungkin. Fasilitas asrama merupakan yang paling utama, beliau menuturkan akan membuat asrama senyaman mungkin, mengingat di Pakistan sering terjadi listrik padam yang membuat situasi belajar kurang mendukung. Jenset akan terus siaga untuk asrama agar listrik padam tak mengganggu para hostelite.

Tak kalah menariknya, untuk membuat suasana belajar yang kompetitif, Presiden juga menjanjikan pada pelajar luar negeri yang berprestasi akan mendapatkan jatah haji dan umroh setiap tahunnya. Selanjutnya, bagi lulusan terbaik IIUI akan diberikan kesempatan melanjutkan jenjang studinya ke Madinah University dan King Saud University. Selebihnya, untuk empat fakultas yakni Fakultas Syariah, Fakultas Islamic Studies (Ushuluddin), Fakultas Bahasa Arab, dan Fakultas Ekonomi akan diturunkan pembayaran daftar ulang semesternya.

Perhatian Presiden tak selesai sampai di sini saja, beliau juga akan berusaha mempelajari usulan-usulan yang masuk dari tiap perwakilan negara. Termasuk usulan untuk membuat perumahan khusus bagi para mahasiswa luar negeri yang berkeluarga, serta membuat day care untuk pelajar yang mempunyai anak kecil. Mengingat harga sewa rumah terhitung mahal, terlebih yang terletak di sekitar kampus, juga untuk sistem keamanan. "Semua hal ini menjadi tanggung jawab saya sebagai orang tua kalian, insyaAllah akan kita pecahkan bersama solusinya. Jangan takut, saya bersama kalian," tuturnya.

Abdurrahman Qosim, Mahasiswa Indonesia program BS Islamic Studies yang saat ini menjabat sebagai Sekjend PPMI (Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) Pakistan, mengapresiasi peryataan Presiden baru ini, terlebih selama ini kebijakan kampus terkait bantuan sosial, finansial nampak lebih diprioritaskan kepada mahasiswa lokal, sementara mahasiswa luar negeri seperti dinomor duakan.

"Saya cukup apresiatif dengan janji Presiden tadi. Selama ini, untuk kebijakan kampus terkait bantuan beasiswa, mahasiswa luar negeri selalu saja ditaruh di waiting list dan Pakistani yang menjadi prioritas. Padahal kalau dilihat dari esensinya, mahasiswa luar negeri jauh lebih butuh. Dan alhamdulillah, semoga dengan pemaparan Presiden tersebut, miliu belajar di kampus ini makin terbentuk dan lebih semangat lagi para pelajar luar negeri," imbuhnya.

Problematika kampus yang dihadapi kebanyakan pelajar luar negeri ini, perlahan mulai menemukan jalan keluarnya. Harapan seluruh mahasiswa kini bertumpu pada janji segar Presiden baru asal Saudi Arabia tersebut. Caranya menciptakan suasana belajar yang produktif sangat strategis dan luar biasa efektif. Tak aneh bila mahasiswa secara keseluruhan mengelu-elukannya sebagai sosok pemimpin yang dermawan dan ringan tangan. Anda berminat berhaji di usia muda? Mendaftarlah sebagai mahasiswa di IIUI, tidak menutup kemungkinan kesempatan itu jadi milik Anda.

Firman Arifandi

Postgraduate Student, LLM Jurisprudence

Faculty of Shariah and Law

International Islamic University Islamabad-Pakistan

Rubrik ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement