Selasa 26 Mar 2013 14:28 WIB

Apakah Anak Anda Normal? Simak Ini Dulu

Tampak seorang ibu mencium anaknya.
Foto: corbis
Tampak seorang ibu mencium anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, Kebiasaan melempar mainan atau barang hanya merupakan salah satu indikator yang bisa dipakai untuk melihat perkembangan anak. Orang tua, ujarnya, seharusnya memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pertumbuhan adalah bertambah besar dan tinggi, sedangkan perkembangan adalah pematangan fungsi otak.

Menurut ahli tumbuh kembang anak, dr Hardiono D Pusponegoro SpA(K), perkembangan itu merupakan proses yang sangat kompleks dan menakjubkan untuk diamati dan berlangsung sangat cepat. Perkembangan ini dibagi dalam beberapa kategori yaitu perkembangan motor kasar (tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan), motor halus (menggerakkan tangan dan jari), penglihatan, pendengaran, hubungan sosial dengan orang lain, emosi, perilaku, dan lain-lain.

Maka, beberapa kebiasaan, seperti melempar benda, mengikuti arah gerak benda, dan mengambil benda menjadi begitu penting untuk diperhatikan. Karena, hal ini bisa menjadi patokan bagi orang tua untuk menentukan langkah terbaik pada anak. ''Dari perkembangan yang dialami anak sejak lahir, kemampuan anak melihat dan kemampuan mengeksplorasi benda sangat terkait dengan kepandaian dia di masa depan,'' jelasnya.

Setiap anak, ungkap dr Hardiono, sejak lahir pun sesungguhnya sudah memiliki kemampuan tertentu. Kemampuan penglihatan, misalnya, sebenarnya sudah dimiliki bayi sejak dia lahir. ''Ketika baru lahir, bayi sudah bisa melihat benda dari jarak 25 cm, tapi masih sangat kabur. Bayi baru lahir juga bisa mengikuti benda walaupun gerakan mata dan lapangan pandang masih kurang,'' jelasnya.

Pada usia tiga bulan, pandangan mulai fokus. Saat enam bulan, penglihatan mulai tajam dan ketika dua tahun sudah seperti orang dewasa. ''Jika usia dua bulan diajak main tidak ada respons, tidak mau melihat dan tidak tertawa maka ini harus dicurigai dan anak harus dibawa ke dokter anak,'' katanya.

Orang tua, ujarnya, harus benar-benar hati-hati dan teliti jika ingin anaknya sehat. Bahkan, sejak sebelum hamil pun para orang tua harus waspada. ''Hati-hati sekali jika hamil. Bahkan ketika baru telat menstruasi saja -- yang menandakan mulainya kehamilan -- sebenarnya otak janin sudah terbentuk. Karena itu jangan mengonsumsi obat sembarangan,'' katanya.

Sel saraf otak ini sudah berkembang sejak kehamilan dua sampai tiga bulan. Disusul pengaturan berbagai struktur otak sampai nyaris sempurna saat lahir. ''Saat lahir, berat otak sudah mencapai 50 persen dewasa dan ukuran lingkar kepala adalah 32 sampai 36 cm,'' jelasnya. Setelah lahir, beberapa bagian otak masih berkembang yaitu hubungan antar sel syaraf yang disebut sebagai sinaps dan pembungkus serabut syaraf yang disebut sebagai mielin. ''Yang harus diingat dari sinaps dan mielin ini adalah use it or loose itu,'' tegas dr Hardiono.

Mengapa? Karena, sinaps berkembang pesat hanya dalam ukuran jam setelah lahir. ''Ingat, perkembangan sinaps yang hanya dalam hitungan jam setelah lahir ini sangat berperan dalam kemampuan penglihatan, bicara, dan kepandaian anak,'' paparnya.

Bila digunakan, sinaps akan semakin berkembang baik membentuk jalinan syaraf yang sangat luas dan anak makin cerdas. Bila tidak digunakan maka sinaps akan menghilang. Perkembangan sinaps ini sangat tergantung dnegan nutrisi dan stimulasi. Sedangkan perkembangan mielin tidak tergantung stimulasi, tetapi tergantung nutrisi yang baik dan lengkap.

Nutrisi yang terbaik itu adalah air susu ibu (ASI). Maka, yang paling baik adalah satu jam pertama setelah lahir adalah saat yang paling bagus untuk memberikan ASI. Ini untuk mengembangkan dan menstimulasi sinaps dan mielin.

''Satu-dua jam pertama kehidupan bayi sangat menentukan. Berikan ASI segera setelah bayi lahir tanpa didahului air, air gula, atau susu formula. Sambil memberi ASI lakukan stimulasi dengan tersenyum, bercakap-cakap, dan memeluk bayi,'' tegasnya. Pemberian ASI dan stimulasi satu sampai dua jam pertama ini sangat menentukan perkembangan dan kecerdasan bayi selanjutnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement