Jumat 15 Mar 2013 19:31 WIB

Univeler Luncurkan Program Ibu Bercahaya

Rep: niken paramitha/ Red: Taufik Rachman
Peluncuran Program Ibu Bercahaya
Peluncuran Program Ibu Bercahaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebagai bentuk kepedulian kepada ibu-ibu, PT Unilever Indonesia membentuk komunitas Ibu Bercahaya (Bersih, Cermat, Ramah dan Berdaya). Komunitas ini merupakan wadah bagi ibu-ibu rumah tangga untuk berbagi inspirasi kepada lingkungannya dalam membentuk lingkungan yang lebih baik.

“Ibu memiliki peran utama dalam ‘menyehatkan’ rumah tangganya. Menjaga kebersihan rumah, memperhatikan asupan gizi anggota keluarga dan dalam saat yang bersamaan juga mengelola keuangan,” kata Maria Dewantini Dwianto, Corporate Communications Head PT. Unilever Indonesia.

Sebanyak 100 ribu kader sudah terpilih sebagai generasi pertama Ibu Bercahaya. Nantinya dari 100 ribu Ibu bercahaya ini paling tidak bisa menyebarkan inspirasinya kepada 10 ibu-ibu lainnya. Sehingga akhirnya bisa tercipta satu juta Ibu Bercahaya di seluruh Indonesia. Ibu-ibu yang tidak hanya bisa memberikan cahaya bagi keluarga tapi juga lingkungannya.

Sebagai pejuang perubahan, Ibu Bercahaya dibekali dengan pengetahuan dan pelatihan yang meningkatkan wawasan dan kemampuan mereka. Empat pilar utama Ibu Bercahaya – bersih, cermat, ramah dan berdaya, akan menjadi wawasan utama bagi para ibu-ibu.

Bersih yang mendorong para ibu untuk selalu berperilaku sehat. Cermat yang mendorong para ibu untuk menjadi yang cermat. Salah satunya cermat menggunakan air. Ramah yang mendorong ibu untuk lebih peduli terhadap lingkungan melalui pengelolaan sampah. Dan menjadi ibu yang berdaya melalui pembekalan yang berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup mereka dan keluarga.

“Bersama dengan Komunitas Ibu Bercahaya, PT. Unilever Indonesia mendorong pemberdayaan kaum ibu. Yaitu meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia seraya menggerakkan perubahan ke arah yang lebih baik untuk rumah dan lingkungan tempat tinggal mereka,” tambah Maria.

Pada pelatihan pertama ini Ibu Bercahaya diberikan pengetahuan tentang pentingnnya pengolaan air bersih. Bersama sejumlah pakar dan fasilitator kader Ibu Bercahaya membahas tentang pembuatan sumur resapan, biopori, manajemen air kotor, penanaman pohon di lingkungan rumah.

Ibu Bercahaya juga diberikan cara-cara praktis penghematan penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam proses pencucian dimana kini pembilasan pakaian dapat dilakukan cukup dengan satu kali pembilasan.

“Jumlah populasi yang besar, ditambah dengan kurang tertibnya masyarakat dalam mengelola air, membuat krisis air terjadi atas 2 kondisi. Kelebihan pada saat musim hujan, dan kekurangan sepanjang saat,” kata Ketua Indonesia Water Institute, Dr. Ir. Firdaus Ali, M.sc.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement