Kamis 14 Mar 2013 14:27 WIB

Menulis atau Menjadi Penulis?

Menulis (ilustrasi).
Foto: serc.carleton.edu
Menulis (ilustrasi).

 

Seringkali timbul pemikiran jika menulis harus menjadi penulis, atau apa bedanya menulis dengan menjadi penulis?

Sesungguhnya setiap orang bisa menulis. Tidak dibutuhkan bakat luar biasa untuk bisa menulis. Menulis marupakan sebuah keterampilan yang bisa dipelajari. Ada deskripsi, ada definisi, ada teori yang artinya merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Maka, menulis merupakan keterampilan yang bisa dipelajari. Paradigma jika menulis hanya bakat, berkah, atau hanya bisa dilakukan segelintir orang adalah keliru, menurut saya lho.

Apa sesungguhnya hakekat menulis? Sederhana saja, menuangkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Seorang anak kecil yang menulis: "Aku mencintai mama" sudah melakukannya. Maka, sering kali dikatakan menulislah dengan hati karena ada rasa di sana. Yang menulis menuangkannya dengan penuh perasaan dan yang membaca akan menikmati dengan penuh perasaan. Ada tali batin antara yang menulis dengan yang menikmati tulisan. Seorang ibu yang membaca tulisan anaknya di atas akan menitikkan air mata haru dan bahagia karena dicintai anaknya.

Sederhana ya? Dan indah.. karena ada rasa yang terjalin di sana. Jadi menulislah dengan sepenuh perasaaan, maka akan bisa dinikmati dengan sepenuh perasaan oleh pembacanya. Lalu, bagaimana jika ingin semakin terampil menulis? Juga mudah, pelajari semua kaidah, pahami semua teori dan definisi, pahami semua batasan teori lalu berlatih. Karena semakin sering seseorang berlatih, maka akan semakin terampil ia dalam mengolah kata.

Dari pemaparan di atas, bisa diihat jika menulis sesungguhnya bermula dari keinginan, kemauan atau minat. Dari situ akan timbul rasa suka yang akhirnya cinta. Seseorang yang menikmati apa yang dilakukannya akan merasa bahagia. Kebahagiaan bisa berbagi, bisa menularkan motivasi dan wawasan atau sekadar berbagi rasa sudah sangat luar biasa. Maka, semua akan menjadi candu yang membuatnya ingin menulis... menulis dan menulis...

Bahkan ide bisa dicari, bisa ditemukan. Bahkan imajinasi bisa diolah. Bahkan ada teknik menemukan ide dan mengolah ide hingga meski ide sama namun bisa ditulis berbeda. Sudut pandang yang beda, pemikiran yang beda tentu akan melahirkan tulisan yang beda meski ide sama. Dari sana akan semakin tergali segala ide, akan terbiasa menemukan hal-hal baru yang ingin dituangkan dalam tulisannya. Dari sana lalu akan lahir berbagai karya yang tidak biasa atau bahkan bisa jadi luar biasa. Menyenangkan ya kedengarannya?

Ternyata, berbagai penelitian di dunia membuktikan jika menulis merupakan terapi yang bisa menyembuhkan diri sendiri. Seseorang yang terbiasa menulis selama 15 menit dalam sehari, akan mampu membuatnya membuang segala energi negatif dalam dirinya. Sesuatu yang tidak disadari jika segala hal negatif bertumpuk setiap hari dalam diri manusia, menyimpan sesal, kesal, amarah, dendam, iri, rendah diri dan lain sebagainya. Jangan malu jika perasaan-perasaan negatif itu pernah hinggap dalam diri kita karena memang manusiawi sekali. Semua orang pernah mengalaminya. Memang hidup ini selalu indah? Nah, jika apa yang tersimpan dalam bawah sadar tidak dikeluarkan, dia akan menggerogoti fisik dalam bentuk berbagai penyakit.

Maka, menulis ternyata terapi yang bisa menyembuhkan diri sendiri. Seseorang yang terbiasa menulis akan lebih sehat, awet muda dan berpikir lebih positif. Segala energi negatif yang tersimpan di alam bawah sadar akan keluar dengan sendirinya. Karena tulisan itu tidak mati, tulisan itu juga mengandung tumpahan emosi. Menulis bisa menjadi katarsis dalam diri manusia yang mampu menyembuhkan segala hal yang menyumbat dalam dirinya. Luar biasa ya?

Karena itu, menulis lebih pada kenikmatan diri. Menikmati sebuah kegiatan yang membuat kita merasa nyaman, tenang dan bahagia. Lalu berbagi dengan keluarga, kerabat dan lingkungan sekitar. Menularkan segala kebahagiaan. Sungguh dunia cerah ya? kita jadi lebih mampu mensyukuri apa yang kita punya. Bahkan seorang anak yang terbiasa menulis sejak kecil akan mampu tumbuh menjadi pribadi yang lebih kreatif, terlepas apapun profesinya nanti.

Lalu, apa itu penulis? Penulis adalah seseorang yang menjalani profesinya dengan menulis. Jadi, sesungguhnya yang sudah terbiasa menulis itu ya penulis. Terlepas apakah dia menjalaninya hanya paruh waktu atau penuh. Terlepas dia menjalaninya hanya untuk kesenangan atau mencari nafkah. Semua sah-sah saja. Ada yang mengatakan, jika materi dan nama akan mengikuti bagi yang menulis dengan sepenuh hati. Memangnya penulis terkenal pernah tahu akan jadi terkenal? Memangya ada yang bisa meramal karyanya bakal meledak? Rasanya tak ada ya, hanya ada harapan dan doa yang tentu saja boleh dimiliki oleh setiap orang. Jadi kebanggaan dan kebahagiaan materi itu akan datang dengan sendirinya jika sudah menjadi rezeki.

Terlepas dari itu semua, kita juga harus memiliki target hendak menjadi penulis yang bagaimana, yang seperti apa? Mengarah ke genre apa? Hingga kita bisa beda dan punya ciri khas. Kita pun harus mulai membangun image diri ingin dipandang berkarya di lini mana? Semua itu akan berproses jika kita konsisten. Karena itu, proses menjadi sangat penting dalam menulis dan mengembangkan diri jika hendak menjadi penulis. Bergabung di sebuah komunitas menulis bisa memberi motivasi dan mengikuti pelatihan di sebuah training center jika ingin menambah ilmu dan memicu semangat. Jangan pernah puas, jangan pernah berhenti belajar, maka kita tak akan pernah berhenti berkarya.

Salam semangat...

Deka Amalia 

Penulis aktif di komunitas Women Script & Co dan Writing training center

Ibu dari tiga bidadari ini bisa disapa di FB deka amalia ridwan, email: [email protected] atau twitter @dekamalia.                                       

 


Rubrik ini bekerja sama dengan komunitas penulis perempuan Women Script & Co

[email protected]

@womenscriptco

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement