Sabtu 02 Mar 2013 08:07 WIB

Gaji Minim, Bagaimana Siasati Keuangan Keluarga?

Rencanakan keuangan keluarga sejak dini/ilustrasi
Foto: bankonyourself.com
Rencanakan keuangan keluarga sejak dini/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimana hidup di Jakarta dengan gaji sebesar Rp 1,2 juta? Hari 'Soul' Putra, seorang motivator keuangan, menyebutkan masalah ini tidak bisa dijawab dengan sederhana karena terkait dengan pengetahuan mengelola keuangan keluarga atau personal finance.

Menurut dia, ini dia letak tantangannya, yaitu menyelesaikan masalah dengan pemberdayaan keluarga. Hari pun memberikan tiga cara yang bisa kita lakukan sebagai solusi, yakni :

1. Bangun mindset ingin berubah

Mindset adalah pola pikir kita, cara kita bertindak berdasarkan masukan yang kita terima, entah dari guru, orang tua, penasehat keuangan atau lingkungan yang mendidik kita. 

Pertanyaannya, maukah kita berubah? Sering kali, kita hanya ingin berubah tanpa mau bertindak. ''Kita semua ingin punya uang, tetapi tidak mau TAKE ACTION,'' ujarnya.

Ataukah kita hanya ingin seperti itu terus kondisi keuangan keluarga kita? Jika jawabannya tidak, mulai hari ini kita memutuskan untuk hidup hanya dari 90 persen penghasilan kita, sisanya yang 10 persen kita tabung untuk masa depan perubahan keuangan kita. Jika kita ingin berubah, lakukan menabung di awal ketika mendapatkan gaji atau usaha Anda. Baru setelah itu untuk mulai menaikkan persentasenya perlahan-lahan.

2.Biasakan membagi porsi keuangan kita ketika sulit

Ketika kita hidup dari hanya 90% penghasilan rutin atau bulanan kita, maka langkah selanjutnya adalah menginventarisasi keahlian, bakat, hobi dan keterampilan kita yang lain untuk dikonversi menjadi ide yang bisa menghasilkan uang.

Misal, bagi yang isterinya bisa menjahit, kenapa tidak diberdayakan untuk menerima pesanan jahitan dengan cara menyewa atau meminjam mesin jahit orang lain, dengan sistem bagi hasil.

Ketika kita lagi dalam kesulitan keuangan, biasanya kita berandai-andai untuk membagi alokasi keuangan kita untuk tujuan keuangan kita di masa mendatang.  Namanya juga harapan, boleh saja kita menuliskan impian keuanga kita, misal ingin pergi haji sementara uangnya belum ada ketimbang kita tidak pernah punya harapan akan perbaikan kondisi keuangan keluarga kita.

Dengan menuliskan tujuan keuangan dikala sulit, ini menandakan kita memiliki tujuan keuangan dan ingin melakukan perubahan dalam diri serta mau melaksanakan apa yang kita rencanakan  tersebut. 

Paling tidak ada 3 jenis alokasi keuangan kita :

a. Proteksi, melindungi kehidupan keuangan kita seperti ketika anak sakit, suami atau isteri di PHK dll.  Bisa dalam bentuk dana darurat atau asuransi.

b. Akumulasi, prinsip sedikit-sedikit jadi bukit bisa kita terapkan untuk tujuan keuangan kita.  Tujuan kita harus dikonversi dalam bentuk angka-angka keuangan kita. Misal ingin pensiun di usia 51 tahun, sementara sekarang usia kita 35 tahun, maka ada jeda waktu 16 tahun untuk kita mempersiapkan diri kita, berapa yang harus kita tabung dan investasikan, menjadi berapa kira-kira uang tersebut di tahun 2029 (asumsikan tingkat inflasi 10 persen per tahunnya), lalu baru kita breakdown akan konsisten menabung dan investasi berapa rupiah per bulannya dengan instrument investasi apa saja yang memungkinkan tujuan keuangan kita tercapai.

c. Distribusi, perlunya berfikir dari akhir, jika anak cucu kita nanti akan jadi apa kondisi keuangannya, maka dimulai dari diri kita hari ini, tentunya investasi ilmu yang utama dan harta.

3. Naikkan penghasilan

Satu masalah dari kebanyakan karyawan adalah hanya memiliki satu income (pendapatan), dengan kita menaikkan penghasilan maka memiliki kemungkinan untuk mempunyai multiple income.

Pada kesempatan lain akan saya bahas apa saja bentuk-bentuk dari multiple income tersebut.

Yang paling penting adalah membiasakan hal-hal yang benar terlebih dahulu, bukan membenarkan hal-hal yang biasa.  

Dengan membiasakan hal-hal yang benar, tandanya kita mau berubah dari kondisi keuangan yang tidak berdaya (financial helplessness) menjadi sehat keuangan (financial health).

Dengan memahami akar masalah keuangan tersebut, maka Insya Allah kita akan menemukan solusi untuk penghasilan Rp 1,2 juta tadi. Anda tertarik mempelajari penggabungan ilmu motivasi dan financial planning?

Silahkan sms ke no 0815 1999 4916 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

 

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc., Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas)

SMS 0815 1999 4916 

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

sumber : Hari 'Soul' Putra
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement