Selasa 19 Feb 2013 16:44 WIB

'Mengupas' Peran Tasawuf Hadhramaut dalam Membangun Peradaban (2-habis)

Yaman
Foto: ceegaag.net
Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN – Departemen Pendidikan dan Dakwah PPI Yaman menggelar seminar terbuka dengan tema "Peranan Tasawuf Dalam Membangun Peradaban", Senin (17/12) (baca: 'Mengupas' Peran Tasawuf Hadhramaut dalam Membangun Peradaban (1)). Seminar ini juga bekerja sama dengan tiga organisasi besar, yakni Asosiasi Mahasiswa Indonesia Al Ahgaff (AMI Al Ahgaff), PCI NU Yaman, dan Jam’iyyah Wahdatul Iman Darul Mushtafa. Peserta yang hadir bukan hanya pelajar Indonesia, tapi juga dari berbagai negara yang ikut ambil bagian.

Seminar akbar kali ini dihadiri oleh dua narasumber terkemuka, Dr. Muhammad bin Abdul Qadir Al Alaydrus, Dekan Fakultas Syariah wal Qanun, Universitas Al Ahgaff dan Habib Zaid, Kepala Lembaga Penelitian dan Kajian Ilmiah An Nur, Tarim, Hadhramaut. Sebagai moderator seminar, M. Mahrus Ali, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Forum Silaturrahmi Mahasiswa Madura Yaman (FOSMAYA) sekaligus Wakil Syuriah PCI-NU Yaman.

Muhammad Abdul menjelaskan beberapa prinsip dan ciri khas dakwah Ahlul Bait Hadhramaut. Menurutnya, salah satu prinsip yang paling kentara adalah Ahlul Bait Hadhramaut sangat menghormati dua kalimat syahadat. Ulama Hadhramaut tidak akan membid’ah-bid’ahkan, apalagi mengkafirkan seseorang yang telah mengucapkan syahadat, meski tidak sealiran, justru mereka merangkul dan sangat toleran demi persatuan umat. Dengan prinsip inilah dakwah mereka tersebar luas hingga belahan Asia dan Afrika.

Selain menghormati kalimat syahadat, Doktor Muhammad juga memapaparkan beberapa prinsip dakwah Ahlul Bait lainnya. Prinsip yang telah lama diamalkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Di antaranya, para Da'i Hadhramaut sangat menjunjung tinggi Alqur'an dan Sunnah sebagai "the way of life".

Memisahkan Alqur'an dari Sunnah, tak bedanya dengan memisahkan Allah dari Rasul-Nya. Jadi, Alqur'an dan Sunnah harus diimplementasikan secara bersama-sama. Prinsip ini tidak hanya terlihat dari seluk beluk keseharian seorang Da'i Hadhramaut, namun juga bisa kita temukan dari berbagai literatur buah karya ulama-ulama Hadhramaut.

Menghormati budaya lokal masyarakat setempat juga merupakan ciri khas dakwah Ulama Hadhrami. Ciri khas ini sangat ampuh dan telah terbukti dengan diterimanya dakwah Islam yang mereka bawa ke berbagai negara Afrika dan Asia, seperti Indonesia. Para Ulama Hadhramaut, menurut Doktor Muhammad, juga menyebarkan kasih sayang dan cinta Allah serta Rasul-Nya pada seluruh elemen masyarakat dakwah mereka. Kasih sayang dan cinta inilah yang menjadi poros dakwah santun, menjadikan tatanan masyarakat madani.

Usai kedua narasumber memaparkan masalah, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak pertanyaan yang muncul dari peserta menjadikan suasana seminar makin meriah. Tak terasa, waktu pun sudah larut, dan acara seminar ditutup dengan pemberian piagam penghargaan dari Ketua DPW PPI Yaman-Hadhramaut, Pandi Yusron kepada dua nara sumber. Acara pun diakhiri tepat pukul 11.15 dengan penutupan do'a yang dipimpin oleh Habib Zaid bin Yahya.

Rubrik ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement