Kamis 07 Feb 2013 13:13 WIB

Nono Sampono Raih Gelar Doktor di IPB

Nono Sampono
Foto: seruu
Nono Sampono

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Letjen TNI (Purn) Nono Sampono meraih gelar doktor di bidang kelautan dan perikanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

"IPB menetapkan tanggal 8 Februari 2012 sebagai pelaksanaan sidang terbuka," kata Nono Sampono di Jakarta, Kamis. Sidang promosi gelar doktor bagi mantan Komandan Korps Marinir TNI AL itu akan digelar di Kampus IPB, Bogor, pada Jumat (8/2).

Nono dengan disertasi berjudul "Analisis Kebijakan Pemerintah Mengatasi Dampak Reklamasi terhadap Perikanan Pesisir" telah dinyatakan lulus dalam sidang terbuka pada 15 Januari 2013.

Putra Maluku itu mengaku tertarik mendalami masalah kelautan dan perikanan karena ia dibesarkan di daerah yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan. "Saya sarjana S1 perikanan, sarjana S2 teknik kelautan dan perencanaan Pembangunan kelautan, dan S3 pengembangan sumber daya perikanan," kata kandidat Gubernur Maluku itu.

Nono yang pernah menjabat Komandan Jenderal Akademi TNI itu memilih Teluk Jakarta sebagai daerah penelitiannya. Menurut Nono, ada beberapa keuntungan yang diperoleh jika pemerintah mereklamasi Teluk Jakarta, di antaranya akan terjadi perluasan wilayah untuk pengembangan pembangunan Jakarta Water Front City yang nantinya akan membuat laut sebagai halaman depan Jakarta. "Dan mengembalikan kejayaan Jakarta sebagai kota bandar," katanya.

Selain itu, reklamasi juga bisa digunakan sebagai benteng terhadap banjir rob dari laut yang setiap tahun mengancam Jakarta, bermanfaat bagi penataan daerah-daerah kumuh di pesisir pantai, serta dapat menjadi momentum pembenahan alur pelayaran kapal

yang selama ini tertutup oleh bagan-bagan penangkapan ikan milik masyarakat.

Namun demikian, kata Nono, reklamasi pantai selalu berdampak kepada ekosistem, sumber daya alam, budi daya alam, ekonomi dan sosial, termasuk aspek perikanan. Karena itu, kata mantan Kepala Badan SAR Nasional itu, reklamasi harus dilakukan pada area yang telah rusak.

Selain itu, harus ada kompensasi bagi masyarakat nelayan pesisir dalam bentuk alih profesi dengan menciptakan lapangan kerja baru dan pemberdayaan keluarga nelayan. "Sebagai contoh istri nelayan mendapat keterampilan untuk membantu perekonomian keluarga, beasiswa bagi anak nelayan, dan relokasi pemukiman," tuturnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement