Selasa 05 Feb 2013 13:13 WIB

Pusing Biaya Sekolah Anak? Simak Ini

Rep: Ichsan Emrald/ Red: Endah Hapsari
Hitung gaji
Foto: dcrevealed.com
Hitung gaji

REPUBLIKA.CO.ID, Biaya pendidikan makin mahal? Tampaknya memang begitu. Namun, apakah kita sebagai orang tua harus menyerah begitu saja dan tak peduli dengan nasib anak-anak kita karena biaya sekolah kian tak masuk akal? Tentu tidak.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) yang juga pendiri Quantum Magna Financial, Ligwina Poerwo Hananto, saat ini ada berbagai tawaran produk investasi bagi orang tua berupa tabungan dan deposito yang bisa menjadi alternatif pembiayaan pendidikan buah hati kita/

Biasanya semakin panjang hitungan investasi tersebut, maka risikonya semakin tinggi. Untuk itu, pihaknya membedakan antara investasi jangka pen dek dan panjang.’’Sebenarnya itu semua tergan– tung dari tujuan orang tua, ingin yang jangka pendek untuk anak sampai pada usia TK atau ingin hingga kuliah,’’ tuturnya.

Jika ingin jangka pendek, yaitu antara satu hingga lima tahun, investasi berupa tabungan ataupun deposito di bank dirasa sudah cukup. Selain itu orang tua juga bisa berinvestasi berupa logam mulia atau emas. Sedangkan untuk investasi jangka panjang, maka orang tua bisa menanamkan pendapatannya pada reksadana yang jangka waktunya lebih panjang yaitu 10 hingga 15 tahun.

Lalu bagaimana dengan orang tua yang belum berinvestasi? Menurut Ligwina, bukan berarti tanpa investasi tidak bisa menyekolahkan anak atau memberikan yang terbaik. Pihaknya memberi saran bagi orang tua yang merasa belum menyiapkan dana khusus bagi kebutuhan anak maka perlu realistis terhadap keadaan. Perhitungkan biaya sekolah anak dengan dana yang dimiliki.

Tak hanya dana bagi anak, menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, orang tua juga harus mempersiapkan segala hal. Bahkan ketika baru menikah dan masa kehamilan, orang tua harus mempersiapkan nutrisi yang tepat bagi anak. Begitu juga dengan tempat berlindung, yaitu rumah dengan lingkungan yang tepat bagi anak.

Namun di atas itu semua orang tua harus menentukan visi bagi anak di kemudian hari. Orang tua harus berdiskusi bersama, ingin seperti apa putra-putrinya kelak. Misalnya anak yang religius atau anak yang bisa merangkul dan berkomunikasi dengan semua pihak. Hal ini akan mempengaruhi pemilihan pendidikan bagi anak. “Setelah menentukan visi maka orang tua akan mudah menentukan sekolah bagi anak. Misalnya jika orang tua ingin fokus kepada pendidikan religius maka anak bisa disekolahkan di pesantren. Atau jika anak ingin dikemudian hari bisa kuliah di luar negeri maka sedari awal dimasukkan ke sekolah internasional,” katanya.

Menurut Nina, panggilan akrabnya, me dia saat ini memiliki peran penting untuk mening–kat kan kesadaran orang tua tentang pentingnya me ren canakan masa depan anak sejak dini. Media men dorong kesiapan mental orang tua untuk menentukan arah masa depan putra-putrinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement