Kamis 31 Jan 2013 11:00 WIB

Penambahan Jam Pelajaran Agama Difokuskan ke Pendidikan Karakter

Rep: neni ridarineni/ Red: Taufik Rachman
Prestasi siswa madrasah kini tak kalah dengan siswa umum.
Foto: Antara/Rahmad
Prestasi siswa madrasah kini tak kalah dengan siswa umum.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Rencana penambahan jam pelajaran untuk  pendidikan agama di sekolah umum yakni dari dua jam mata pelajaran menjadi empat jam mata pelajaran mendapat tanggapan positif.

''Karena akan lebih ditekankan pada pendidikan karakter, kata Kepala Bidang Mapenda (Madrasah dan Pendidikan Agama) Kanwil Kementerian Agama DIY Noor Hamid, Kamis (31/1).

Ia menambahkan dari segi pengajarnya maupun materi yang akan diajarkan sudah cukup. Saat ini jumlah guru pendidikan agama di DIY sekitar  4.707 orang. Perinciannya: guru pendidikan agama Islam 3.899 orang, Kristen 317 orang, Katholik 435 orang, Hindu 36 orang dan Budha 20 orang.

Kalau dilihat dari sisi  penguasaan materi pendidikan agama yang dikuasai oleh  guru pendidikan agama  selama ini apabila ditambah jam mengajarnya juga sudah cukup . Dia memberi contoh,  di pendidikan agama Islam itu ada akhlak, hadits, fiqih, sejarah kebudayaan Islam. Demikian pula untuk pendidikan agama lain juga materinya sejenis.

Jadi, dia menambahkan,  sebetulnya materi yang bisa diajarkan oleh guru pendidikan agama sudah banyak. Sekolah umum di DIY sebetulnya sudah banyak yang mengajarkan pendidikan agama lebih dari dua jam per minggu. Sekolah umum di DIY yang pelajaran agamanya sekitar tiga sampai empat jam per minggu sudah sekitar 60 persen dari sekolah umum yang ada di DIY.

Lebih lanjut Noor mengatakan, seandainya nanti aturan tentang pendidikan agama di sekolah umum diberikan empat jam per minggu benar-benar diterapkan, maka  akan lebih ditingkatkan kualitas pembelajaran yang menekankan pada aplikasi atau pengamalan agama, bukan teori.

''Kalau di sekolah-sekolah madrasah, ide Pak Nuh sudah lebih dulu diterapkan.  Karena Pak Nuh ingin mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan umum. Karena Pak Nuh pernah mengenyam pendidikan di madrasah,''tutur dia.

Bahkan sejak tahun 2012, kata Noor, pihaknya telah meminta agar semua mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah  terintegrasi dengan pendidikan agama. Misalnya dalam pelajaran biologi tentang  manusia harus dihubungkan dengan Alquran dan Hadits. Jadi guru pelajaran non agama juga harus menguasai Al-Qur'an dan Hadits,''tutur dia.

''Karena itu saya meminta Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Matapelajaran membuat buku ajar mata pelajaran dan tahun 2013 ini . Sehingga buku ajar tersebut bisa menjadi referensi. Jika mulai Juli 2013 nanti terjadi perubahan kurikulum akan disesuaikan, kata Noor. nneni ridarineni

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement