Kamis 20 Dec 2012 13:18 WIB

Sst, Ini Dia Kabar Baik untuk Penderita Impotensi

Gagal ereksi/ilustrasi
Foto: www.bee-health.com
Gagal ereksi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 90 persen dari semua kasus impotensi pada pria dapat disembuhkan tanpa tindakan operasi. Pasien dapat menyembuhkan sendiri penyakitnya dengan konseling, terapi seks atau dengan perawatan medis sederhana -- termasuk suntikan.

Data statistik menunjukkan, di kebanyakan negara, kira-kira 5-10 persen pria menderita impotensi -- seksolog di sini pun mengatakan hal yang sama. Penyebab utama impotensi di antaranya adalah diabetes, problem pembuluh darah, cedera syaraf atau tulang punggung belakang, dan alkohol.

Dr. PG Adaikan, peneliti hormon Prostaglandin E1 (PGE11) -- obat impoten -- yang mendapat penghargaan International Ginestie Prize tahun 1986, mengatakan bahwa hanya sedikit kasus impotensi yang benar-benar perlu tindakan operasi. ''Sebagian besar kasusnya dapat ditangani dengan cara lain selain operasi,'' ujarnya, pekan lalu.

Peneliti senior obstetri dan ginekologi National University Hospital (NUH) Singapura ini mengungkapkan hal tersebut dalam jumpa pers penyelenggaraan ''the Sixth World Meeting on Impotence'' -- pertemuan internasional tentang impotensi ke-7 -- yang akan dihadiri sekitar 600 ahli impotensi -- urolog, obstetrisian, ginekolog, psikiater, 11-15 September, di Singapura. Adaikan adalah salah satu pembicara utama pertemuan tersebut.

Salah satu cara penanganannya, ungkap Adaikan, dengan injeksi obat ke dalam alat kelamin pria. Obat ini -- yang tak disebutkan jenisnya -- berfungsi membesarkan jaringan seputar alat kelamin. ''Ketika seorang penderita impotensi menginginkan berhubungan dengan istrinya, dia dapat menyuntik sendiri obat tersebut. Secara alamiah, pria itu kemudian dapat berhubungan dengan istrinya,'' kata Prof. SS Ratnam, kepala bagian obstetri dan ginekologi RS NUH, dalam kesempatan yang sama.

Obat, demikian Ratnam, akan menampakkan keampuhannya setelah lima belas menit -- dan bertahan untuk 30 menit sampai 1 jam. Terapi suntikan, masih kata Ratnam, memiliki keuntungan yang lain. ''Dengan berhasil berereksi, pria yang bersangkutan telah membangun kembali kepercayaan dirinya. Dia akan berpikir: 'Hey, kekuatanku telah kembali. Saya senormal sebelum-sebelumnya','' ungkapnya.

Selain injeksi, penderita impotensi dapat menemmpuh cara pengobatan lain yang menggarap fisik dan psikologis penderita impotensi. Misalnya, dengan konseling, terapi seks, atau dengan upaya medik sederhana -- mengonsumsi multi-vitamin dan memperbaiki ketakseimbangan hormon.

Sejauh ini, penyakit impotensi dipandang 'malu-malu' oleh masyarakat. Namun, agaknya cara pandang tersebut perlahan-lahan mulai berubah. Jumlah penderita yang sekarang terus terang mengatakan problemnya kian meningkat. ''Sebelumnya, pasien akan datang dan menemui saya untuk kasus urolog. Baru lima hari kemudian mereka akan mengatakan: Saya pun punya persoalan lain, Dok,'' ujar ahli lainnya, Dr. Stephen Lim. ''Tapi, sekarang, pasien secara terus terang mencatatkan status impotensinya di buku dokter,'' tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement