Rabu 19 Sep 2012 23:28 WIB

Bagi PDIP, Foke Bagian dari Persoalan Jakarta

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Djibril Muhammad
Jokowi-Ahok
Foto: Antara
Jokowi-Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Helmy Fauzi menolak jika jagoan partainya di Pilkada DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) hanya menang citra namun minim kemampuan. "Saya tidak lihat Jokowi unggul karena pencitraan. Dia apa adanya. Rakyat sudah gerah dengan politik pencitraan," kata Helmy, di Sengigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (19/9).

Helmy menyatakan, keunggulan Jokowi di putaran pertama karena adanya keinginan kuat dari masyarakat Jakarta untuk melakukan sebuah perubahan. Dia menyebut, Jokowi sebagai personifikasi kerinduan masyarakat akan pemimpin yang berpihak pada rakyat.

Selain itu, kunci kemenangan Jokowi, menurut Helmy, ada pada sikap rendah hati. Jokowi dianggap figur santun dan berani tampil apa adanya. "Jokowi adalah personifikasi dari keinginan warga Jakarta yang ingin Jakarta maju," ujarnya.

Suatu perubahan hanya bisa dilakukan oleh orang baru. Fauzi Bowo (Foke), calon gubernur incumbent dinilai Helmy tidak akan bisa melakukan perubahan yang lebih baik terhadap Jakarta. Pasalnya, setelah diberi kesempatan lima tahun memimpin, tak ada perubahan signifikan yang dirasakan masyarakat Jakarta.

Padahal, imbuh Helmy, Foke memiliki pengalaman di pemerintahan. "Foke sudah ada di zona nyaman yang tidak mungkin menyelesaikan persoalan. Dia bagian dari persoalan," ujarnya.

Wacana bahwa keberhasilan Jokowi di Solo sulit dilaksanakan di DKI Jakarta, Hemy membenarkan. Menurutnya persoalan Jakarta memang lebih kompleks dibandingkan Solo. Namun demikian, sebagai orang baru masyarakat Jakarta setidaknya bisa menaruh harapan baru pada Jokowi.

Helmy menengarai ada pihak-pihak yang tidak menginginkan Jokowi menang di Pilkada Jakarta. Mereka adalah konglomerat hitam yang selama ini dimanjakan selama kepemimpinan Foke. Helmy mencontohkan menjamurnya pembangunan mal di Jakarta yang menggerus eksistensi pasar tradisional.

"Yang tidak senang Jokowi konglomerasi besar. Mal-mal Jakarta bermasalah tapi tidak dibereskan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement