Ahad 26 Aug 2012 14:41 WIB

Pemerintah Dituntut Tangkap Teror Pemilukada

Rep: Ira Sasmita/ Red: Dewi Mardiani
Video Koboy China Pimpin Jakarta berisi ancaman kepada etnis Tionghoa untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada ronde kedua Pemilukada DKI Jakarta beredar luar di internet.
Video Koboy China Pimpin Jakarta berisi ancaman kepada etnis Tionghoa untuk tidak menggunakan hak pilihnya pada ronde kedua Pemilukada DKI Jakarta beredar luar di internet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPD HIPPI) DKI Jakarta menuntut pemerintah agar segera mengusut dan menangkap pelaku teror Pemilukada DKI melalui video. Beredarnya video ‘Koboy Cina Pimpin Jakarta’ dianggap sebagai upaya menggagalkan pemilukada yang akan berimbas pada aktivitas ekonomi di ibu kota.

Ketua DPD HIPPI DKI, Sarman Simanjorang, melalui surat elektroniknya, Ahad (26/8), mengatakan video tersebut merupakan teror diskriminasi yang harus segera diusut tuntas. Lantaran, video itu dengan terang-terangan ditujukan pada etnis tertentu.

“Kita meminta agar aparat keamanan dapat mengusut tuntas dan menangkap pelaku, karena dapat meresahkan masyarakat Jakarta. Sebagai kota Jasa, Jakarta jangan diwarnai dengan isu yang berbau SARA yang dapat mengganggu jalannya aktivitas ekonomi dan bisnis,apalagi etnis yang dimaksud adalah para pelaku utama ekonomi Jakarta," jelasnya.

 

Menurut dia, adanya upaya melarang etnis tertentu selaku masyarakat Jakarta mempergunakan hak suara pada putaran pemilukada DKI Jakarta bertentangan dengan program KPU DKI. Yang mengajak masyarakat Jakarta tanpa terkecuali memberikan hak pilihnya.

Sarman juga mengharapkan agar timses pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara dapat mengendalikan semua strukturnya. Diminta memantau gerakan-gerakan kelompok tertentu, yang ingin mengacaukan suasana Jakarta menjelang Pemilukada DKI putaran kedua.

Sebelumnya beredar video yang bertajuk, “Koboy Cina Pimpin Jakarta”. Video berdurasi sekitar dua menit itu bernarasikan himbauan bernada ancaman kepada etnis Tionghoa agar tidak memilih pasangan tertentu pada pemilukada DKI. Kemudian muncul gambar dengan latar  kerusuhan di Jakarta pada 1998 lalu. Pada video itu, ditampilkan sosok pria dengan suara serak sambil memegang golok, dengan muka yang disamarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement