Kamis 22 Nov 2012 01:02 WIB

Kewaspadaan Gejala Tumor-Kanker Payudara Masih Kurang

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Kanker Payudara
Kanker Payudara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang pemahaman dan kesadaran akan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala tumor dan kanker payudara masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Untuk itu, sosialisasi terkait persoalan tersebut perlu digalakkan.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Nilla Moeloek, mengungkap satu contoh kurangnya pemahaman itu terlihat ketika seorang individu telah mengetahui ada masalah dengan payudara lalu divonis terkena tumor atau kanker payudara, maka yang terpikirkan adalah kematian sudah dekat. 

Dikatakannya, bila dideteksi sejak dini berikut diikuti dengan pengobatan berkesinambungan maka baik tumor atau kanker tersebut dapat disembuhkan. "Kami terus terang memperhatikan sekali  masalah ini,"  kata dia saat ditemui di sebuah acara di Jakarta, Rabu (21/11).

Karena itu, menurut Nila, pihaknya mendukung setiap usaha guna memberikan pemahaman yang benar kanker payudara di Indonesia. Salah satu bentuk dukungan itu adalah ambil bagian dalam implementasi gagasan pembentukan Pusat informasi kanker payudara yang diinsiatifkan salah mantan pasien tumor Payudara, Rina Susanti.

"Saya kira, penting memberi dukungan terhadap usaha meminimalisir ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang kanker payudara," kata dia.

Gagasan itu bahkan mendapat dukungan produsen elektronik dunia.  Kini, pusat informasi itu sudah diperkenalkan kepada publik dalam bentuk aplikasi mobile. Masyarakat secara gratis dapat mengunduhnya di bit.ly/spotityourself.

Di Indonesia, kanker payudara menempati peringkat pertama penyakit tidak menular dengan jumlah penderita terbanyak. Di dunia, tercatat 1.3 juta jiwa perempuan menderita kanker payudara. Total biaya perawatan kanker payudara di seluruh dunia mencapai 13.86 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement