Selasa 25 Sep 2012 16:23 WIB

KDRT Bukan Hanya Memukul

Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT (ilustrasi)
Foto: www.jkp3.apik-indonesia.net
Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, "Emang aku ini robot.. diperlakukan dengan seenaknya saja, didiamkan saja, tidak boleh kerja dengan alasan Inong masih kecil, dengan alasan ibu rumahtangga yang baik adalah yang dirumah saja mengurus anak," mata Inas mulai berkaca-kaca.

"Sementara aku tidak diperbolehkan kesana kemari, disekap dalam rumah lalu dia pergi kerja dan pulang larut malam. Hari minggu pun dia keluar rumah, urus ini itu, urus keluarganya, arisan keluarga dan juga masalah di kelurahan. Dia juga diam saja mbak, aku tidak diberinya nafkah batin, sudah berminggu-minggu, aku juga tidak tahu jelas apakah dia punya istri lagi atau tidak, namun aku dianggapnya apa?” tangis Inas meledak untuk kesekian kalinya.

Mbak Retno juga bingung, karena mbak Retno sebagai guru ngajinya Inas juga gak bisa berbuat apa-apa. Dia tahu bahwa dia salah membiarkan Inas menikah dengan lelaki yang tidak jelas pengajiannya dimana juga tidak jelas kedua orangtuanya siapa.

Hanya karena waktu itu kasihan, Inas adalah satu-satunya yang belum menikah sementara Inas sudah selesai master pendidikan, sayang kalau sudah hampir 29 tahun belum ada yang melamar. Ketika ada referensi dari kawan pengajian suaminya dan memahatkan bahwa suami Inas, Waskito ini orang yang baik dan rajin bekerja, maka mbak Retno tak segan mengenalkannya pada Inas dan akhirnya menikahlah mereka dalam waktu dua bulan pertemuan.

Itu sekelumit kisah Inas. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tidak hanya bentuknya pemukulan saja. Banyak macam dari KDRT, namun yang lebih pedih bila KDRT dilakukan dalam bentuk bukan hinaan seperti didiamkan terus menerus, dianggap pajangan, tidak dimarahi, tidak disakiti, tidak juga dipedulikan.

Yaa tidak diapa-apakan, dianggap seperti patung penghias rumah, berfoto sekeluarga untuk menunjukkan bahwa keluarga pak Waskito sakinah dan baik baik saja sehingga istri sebagai pelengkap. Wahh, saya juga bingung membahasnya, dosa sih tidak dan tidak dosa sih juga tidak, namun sang suami lupa, kata nabi, “Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik pada keluargaku.”

Maka sebaiknya Inas protes saja, jangan hanya diam saja, kalau Inas diam-diam saja dan hanya menangis saja, maka suaminya tidak tahu bahwa dia salah, bahwa dia mungkin telah melakukan KDRT dalam bentuk lain, beritahu segera! dan katakan, “Mas, aku bukan patung,.. maaf!!”

 

Fifi.P.Jubilea

Founder and Conceptor of JISC

www.jakartaislamicschool.com

www.mamfifi.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement