Jumat 21 Sep 2012 20:50 WIB

APM Minta Pemerintah Realisasikan Insentif Hybrid

Hybrid
Hybrid

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Agen pemegang merek (APM) meminta pemerintah Indonesia memberikan insentif menarik bagi investasi mobil hybrid karena bahan bakunya sangat mahal.

"Saat ini, proses produksi mobil hybrid masih sangat mahal dibandingkan dengan mobil biasa. Karena mobil tersebut menggunakan mesin berbahan bakar bensin dan listrik," kata Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI), Yongkie D Sugiarto, di sela ajang International Indonesia Motor Show (IIMS) 2012 di Jakarta, Jumat.

Pemerintah, menurut Yongkie, harus memberikan insentif berupa Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang lebih rendah dibandingkan produk lainnya.

"Jika pemerintah memberikan PPnBM yang rendah, maka harga produk hybrid jauh lebih murah dibandingkan produk yang telah beredar di pasar," ujarnya.

Sedangkan Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan pemerintah akan memberikan fasilitas kemudahan impor mobil hybrid secara utuh (completely built up/CBU) dalam waktu yang akan ditetapkan.

"Insentif itu diberikan untuk kepentingan tes pasar pabrikan otomotif dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan teknologi baru hybrid," katanya.

Menurut Hidayat, pemerintah juga meminta kompensasi agar para penerima insentif tersebut dalam waktu maksimal dua tahun harus membangun basis produksi hybrid di Indonesia.

"Setelah prinsipal diberikan insentif, mereka harus segera melokalisasi pembuatan komponen hybrid dengan mengutamakan kemampuan industri lokal untuk mendapatkan alih teknologi. Hal tersebut membuat harga produk hybrid jauh lebih murah," tandasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement