Kamis 09 Aug 2012 15:37 WIB

Astra Dirikan Puslitbang Mobil Hybrid

Toyota workers assemble parts on new Prius hybrid vehicles at Toyota Tsutsumi Plant in Toyota, central Japan. (photo file)
Foto: AP/Shizuo Kambayashi
Toyota workers assemble parts on new Prius hybrid vehicles at Toyota Tsutsumi Plant in Toyota, central Japan. (photo file)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Untuk mendukung program pemerintah dalam penerapan mobil hybrid, PT Astra International Tbk telah mendirikan pusat penelitian dan pengembangan (litbang) produk yang akan dipasarkan di dalam negeri.

"Astra telah menyiapkan pusat penelitian dan pengembangan untuk mendukung program mobil hybrid. Namun, Astra masih menanti insentif yang akan dikeluarkan bagi produsen mobil tersebut," kata Presiden Direktur PT Astra Otoparts Tbk Siswanto Prawiroatmodjo pada acara ekspor perdana komponen mesin di Cibinong, Kamis.

Pangsa pasar mobil hybrid, menurut Siswanto, memiliki prospek yang cukup besar karena semua negara memiliki program mobil ramah lingkungan.

"Program mobil ramah lingkungan telah diadopsi di beberapa negara maju. Hal ini membuat

pemerintah menggalakkan program tersebut dan diperkirakan peminat mobil hybrid akan sangat besar karena kondisi perekonomian yang terus membaik," katanya.

Dihubungi terpisah, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pemerintah segera menerbitkan satu aturan terkait program low emission carbon (LEC) industri otomotif nasional.

"Tujuan kita adalah memberi fasilitas kepada semua teknologi yang ramah lingkungan dan LEC, dan di dalamnya termasuk teknologi hybrid, listrik dan LCGC. Nanti, tanggal 30 Agustus 2012, akan ada satu peraturan yang mencakup semua program," katanya.

Hidayat menegaskan untuk teknologi hybrid sementara pasokan pasar dipenuhi dari produk impor. Sedangkan untuk "low cost dan green car" (LCGC), beberapa prinsipal sudah menyiapkan dan mengalokasikan investasi untuk memproduksi kategori tersebut seperti Daihatsu, Honda dan Toyota.

"Nantinya, hampir semua produk beremisi rendah. Untuk investasi yang mengalir untuk ekspansi jenis LEC itu setidaknya mencapai 4,5 miliar dolar AS dan potensi serapan tenaga kerja mencapai 25.000 orang," katanya. (

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement