REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kini demi alasan kepraktisan, sebagian masyarakat mulai memilih menggunakan antiseptik instan. Padahal cuci tangan memakai sabun kemudian dibilas dengan air yang mengalir lebih utama dibandingkan menggunakan pembersih tangan.
Pakar mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dr R Fera Ibrahim PhD mengatakan p embersih tangan atau 'hand sanitizer' sebetulnya hanya bersifat melumpuhkan kuman. Menurut Fera, usasai acara bincang-bincang "Bersih dari Kuman Untuk Siap Meraih Kemenangan Fitri" yang diselenggarakan produk sabun Lifebuoy di Jakarta, Senin (6/8), produk pembersih tangan tidak membuat tangan steril.
Kuman masih menempel dan memiliki potensi masuk ke dalam tubuh saat makan. Dengan sifatnya yang hanya bersifat melumpuhkan, dr Fera mengatakan, pemakaian pembersih tangan sebaiknya hanya pada kondisi telapak tangan tidak terlalu kotor.
"Pembersih tangan tetap bisa digunakan pada tangan yang tidak terlalu kotor, misalnya, setelah mengetik di komputer pribadi, berjabat tangan atau setelah membaca buku," katanya. Meskipun demikian, Fera tetap menganjurkan mencuci tangan menggunakan sabun dan dibilas dengan air mengalir.
"Cara ini lebih utama dan terbukti merontokkan kuman yang bersifat patogen dari tangan," katanya.
Syarat air mengalir juga menjadi penting karena kuman akan terbawa dalam aliran. Menurut dr Fera, jika membilas dengan air dalam wadah atau "diobok", kuman masih berpotensi menempel di tangan.
"Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah buang air kecil atau besar, setelah bepergian, dan setelah menyentuh binatang peliharaan. Dengan langkah sederhana ini, kita bisa terhindar dari berbagai penyakit," katanya
Ikuti Whatsapp Channel Republika
