Kamis 02 Aug 2012 00:56 WIB

Didiskualifikasi, Indonesia Kena Getah Permainan Kotor Cina

 Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012, Erick Thohir.
Foto: Republika/Prayogi
Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012, Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dinilai tebang pilih dalam menjatuhkan sanksi. Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade London 2012, Erick Thohir menyesalkan keputusan BWF mendiskualifikasi delapan pebulutangkis ganda putri yang dianggapnya terlambat.

Pasalnya, insiden tudingan 'main sabun' yang dilakukan empat ganda putri tersebut tak terlepas dari pembiaran dan pengabaian yang acap kali dilakukan WBF terhadap tim Cina. Erick menilai, tim Cina sudah sejak lama kerap melakukan strategi 'kotor' serupa, tapi tidak mendapatkan sanksi.

"China," kata Erick. "Telah seringkali melakukan aksi seperti ini, dan mereka tidak pernah dijatuhi sanksi oleh BWF. Pada pertandingan pertama kemarin ketika Cina melakukan itu, BWF tidak melakukan apapun," kritik pria 42 tahun itu seperti dilansir cbcsport, Rabu (1/8).

Empat pasangan ganda putri bulutangkis didiskualifikasi dari ajang Olimpiade London 2012. Alasannya, keempat ganda putri tersebut dinilai memanipulasi permainan agar kalah satu sama lain. (baca: 'Main Sabun', Empat Ganda Putri Didiskualifikasi).

Keempat pasangan ganda putri tersebut adalah ganda putri Indonesia; Greysia Polii/Meiliana Jauhari, unggulan pertama Cina; Wang Xiaoli/Yu Yang, dua ganda putri Korea Selatan; Jung Kyung-eun/Kim Ha-na serta Ha Jung-eun/Kim Min-jung. Keempatnya dianggap mencederai sportifitas dengan permainan 'ogah-ogahan' mereka.

Dan Indonesia bisa dibilang apes. Ibarat pepatah, Cina yang memakan dagingnya, Indonesia yang mendapat getahnya. "Jika BWF melakukan langkah tegas pada pertandingan pertama (antara Korea Selatan dan Cina) dengan memutuskan diskualifikasi. Maka itu menjadi peringatan bagi semua tim untuk tidak diulang," sebut Erick mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement