Rabu 25 Jul 2012 14:10 WIB

Puasa di London 18 Jam, Sejumlah Atlet Kerepotan

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Heri Ruslan
 Chef De Mission (CDM) kontingen Indonesia untuk Olimpiade London Erick Thohir, sambut kedatangan Tim angkat besi Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade London 2012.
Chef De Mission (CDM) kontingen Indonesia untuk Olimpiade London Erick Thohir, sambut kedatangan Tim angkat besi Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade London 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, Bulan Ramadhan yang jatuh pada musim panas di London, bertepatan juga dengan pelaksanaan Olimpiade, membuat sejumlah atlet Indonesia kerepotan. Sebabnya, waktu ibadah puasa di London yang nyaris mencapai 18 jam, berbeda dengan di Indonesia.

Atlet ganda campuran cabang bulu tangkis Ahmad Tantowi mengaku tidak berpuasa dahulu selama mempersiapkan diri untuk bertarung di Olimpiade London. “Saya untuk sementara tidak berpuasa selama masa persiapan. Yang penting asupan gizi dan vitamin tetap seimbang,” kata Tantowi kepada Republika, Selasa (24/7).

Hal serupa dilakukan atlet panahan Ika Yuliana Rochmawati. Atlet putri berusia 23 tahun ini terus menjalankan program intensif menjelang tampil, Jumat (27/7). Untuk sementara, Ika hanya berlatih ringan di se putaran perkampungan atlet. Latihan intensif baru dia lakukan pada Kamis (26/7) di arena lokasi pertandingan cabang memanah.

Melihat kondisi puasa di London sedemikian rupa, pelari maraton Indonesia Trianingsih awalnya tetap ingin puasa. Tria, sapaan Trianingsih, saat ini memang masih berada di Ja karta. Begitu sampai di London, kata pelari yang sukses menyabet tiga medali emas SEA Games 2011 ini, dia akan berkonsultasi dengan pelatih dan tim medis soal puasa.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) berjanji mengeluarkan fatwa tentang toleransi tidak berpuasa bagi atlet Indonesia selama bertanding di Olimpiade London 2012 jika ada permintaan dari masyarakat. Hal itu disampaikan Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanudin AF.

Ada beberapa toleransi yang dipakai MUI untuk mengizinkan atlet tidak berpuasa. Selain berjihad demi bangsa, atlet Muslim Indonesia juga terhalang karena statusnya sebagai musafir. “Atlet selama bertanding mempersiapkan kondisinya menghadapi lawan, boleh tidak berpuasa. Na mun harus diganti ibadah pua sa nya di hari lain,” katanya.

Kontingen Indonesia telah menginjakkan kaki di London, Inggris, pada Senin (23/7) siang. Kedatangan para atlet yang akan bertanding dengan membawa nama bangsa itu disambut oleh masyarakat Indonesia yang ada di London, seperti dilaporkan kontributor Republika di London, Rosyid Nurul Hakiim. Sambil melambai-lambaikan bendera merah putih kecil yang sudah di siapkan sebelumnya, mereka ber sorak sorai memberikan semangat di Bandara Heathrow, London.

Di lokasi pertandingan, seperti di Wembley Arena dan Olym pic Park, tampak para pengunjung yang ingin sekadar melihat-lihat, berfoto, atau melakukan survei sebelum hari pelaksanaan. Sedangkan panitia juga sudah mulai sibuk mempersiapkan metal detector, dan mulai menginspeksi kesiapan dari seluruh lokasi pertandingan.

Kota London sendiri sudah mulai padat dengan media yang akan meliput eventinternasional tersebut, para ofisial negaranegara yang bertanding, atlet, dan penonton dari berbagai penjuru dunia.

Hal ini terlihat dengan banyaknya orang-orang bertanda pengenal resmi Olimpiade 2012 yang berlalu lalang di pusat-pusat keramaian atau di sekitar stasiun besar Kota London.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement