Selasa 24 Jul 2012 18:45 WIB

Judi dan Doping Jadi Prioritas IOC

Juan Antonio Samaranch bersama penerusnya, Jacques Rogge.
Juan Antonio Samaranch bersama penerusnya, Jacques Rogge.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Olimpiade, Jacques Rogge, berikrar pihaknya tidak akan menyerah dalam peperangan melawan perjudian ilegal dan doping pada Selasa, ketika Komite Olimpiade Internasional (IOC) memulai sesi tiga hari menjelang pesta olahraga terbesar di London.

Presiden IOC berusia 70 tahun itu - yang akan mengundurkan diri dari jabatan presiden pada September tahun setelah 12 tahun menjabat posisi ini - mengatakan perang melawan dua ancaman itu juga harus dilakukan pada semua kepengurusan olahraga yang bersih dan bertanggung jawab. "Perjuangan melawan doping dan perjudian ilegal masih menjadi prioritas utama bagi IOC," kata Rogge.

"Pada peperangan melawan doping kami akan meningkatkan pengujian-pengujian sebelum dan setelah Olimpiade, dengan pengujian yang ditargetkan dan meminta NOC (Komite Olimpiade Nasional) untuk meningkatkan pengujian sepanjang Olimpiade, dan kami juga akan mengambil sampel yang telah diambil pada pertandingan-pertandingan sebelumnya."

"Mengenai perjudian ilegal dan pengaturan pertandingan kami akan bersandar pada kedalaman kegiatan monitoring dan berkomunikasi dengan sejumlah badan, antara lain seperti Komisi Perjudian yang bermarkas di Inggris Raya, Interpol, dan NOC."

"Kami berjuang melawan ancaman-ancaman yang dihadapi olahraga, namun tata kelola yang baik terhadap olahraga juga merupakan hal penting. Organisasi-organisasi olahraga semestinya melakukan audit internal dan eksternal yang keras."

Rogge, yang menggantikan presiden sebelumnya, Juan Antonio Samaranch, ketika yang bersangkutan mengundurkan diri pada 2001, mengatakan ia puas dengan perkembangan yang dilakukan IOC terkait semakin meningkatnya partisipasi atlet-atlet putri.

"Dengan Program Olimpiade, IOC telah meningkatkan jumlah atlet putri pada sejumlah cabang olahraga, tinju, dan meningkatnya program sepeda untuk wanita yang ditampilkan di London," kata Rogge, yang juga melakukan lobi persuasif kepada Watar, Arab Saudi, dan Brunei, untuk mengirimkan atlet putri untuk pertama kalinya pada Olimpiade London.

"Fakta bahwa atlet putri ski jumping akan melakukan debutnya di Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, juga merupakan langkah maju. Tentu saja itu adalah bagian dari program inovasi bari untuk pertandingan-pertandingan seperti ini."

Rogge, yang merupakan mantan atlet yacht, mengatakan bahwa keuangan IOC sangat sehat, di mana penjualan hak siar merupakan contoh yang baik untuk menentang semua suara pesimistis.

"Hak siar televisi pada 2002-2004 adalah 2,2 miliar dolar, 2010-2012 adalah 3,9 miliar dolar, dan kami berharap pada periode 2014-2016 jumlah total mencpaai 4 miliar dolar," tuturnya.

"Pasar hak siar televisi merupakan salah satu yang cukup solid, dan kami tidak menderita karena turunnya pendapatan seperti yang diperkirakan."

Bagaimanapun juga, Rogge mengatakan bahwa meski status keuangan IOC cukup baik, tidak berarti organisasi itu dapat bersikap sembrono dalam pengeluaran. "Bahkan meski situasi keuangan kami solid, kami tetap harus realistis," ucapnya. "IOC harus mengendalikan biaya-biaya dan kompleksitas Olimpiade."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement