Jumat 13 Jul 2012 17:31 WIB

Siapa Profil di Balik Kertas Suara (I)

Rep: mansyur faqih, bilal ramadhan/ Red: M Irwan Ariefyanto
Pilkada DKI
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pilkada DKI

REPUBLIKA.CO.ID,Siapa sebenarnya para pemilih yang sudah menjungkirbalikkan prediksi Pemilukada DKI Jakarta 2012 ini? Pertanyaan ini penting karena para pemilih, warga Jakarta, menjadi sema cam ikon ‘pembunuh raksasa’. Mengapa demikian?

Jauh hari sebelum pencoblosan 11 Juli, berbagai lembaga survei seolah sudah mematok pemenang Pemilukada 2012 adalah pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan kisaran suara di atas 40 persen. Urutan kedua barulah pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dengan kisaran suara 15-20 persen.

Tapi, hasil hitung cepat Rabu lalu membuyarkan mimpi indah Foke, sapaan Fauzi Bowo, dan tim suksesnya. Yang tersaji justru sebaliknya, kisaran sua ra Jokowi-Ahok mencapai 40 persen dan suara Foke-Nara di 33 persen. Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang mengadakan exit poll di 410 tempat pemungutan suara (TPS) dari 15 ribuan TPS resmi secara cukup perinci membuka kedok pemilih ter sebut.

Semisal dari faktor jenis kelamin yang memperlihatkan pemilih perempuanlah yang dominan karena kedua pasangan lebih banyak dipilih oleh kaum hawa. Soal etnis juga memperlihatkan hal menarik. Data LSI mencatat seluruh etnis Tionghoa (100 persen) yang jadi responden memilih pasangan Jokowi-Ahok. Baru setelah itu pemilih dari suku Jawa yang mendominasi dengan persentase 55,9 persen. Pemilih asli Betawi ada pada urutan buncit dengan persentase 28,1 persen.

Sebaliknya terjadi di kubu Foke-Nara. Basis etnis Betawi mereka unjuk gigi dengan yang terbesar, mencapai 48,3 persen dari total pemilih Foke-Nara. Baru disusul pemilih etnis Sunda atau Priangan sebanyak 43,1 persen. Bagaimana dengan pemilih Tionghoa? Tidak satu pun pemilih etnis Tionghoa yang memilih Foke-Nara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement