Rabu 27 Jun 2012 12:09 WIB

Asyik, Rajin Diet Bisa Bikin Tambah Cerdas, Alasannya?

Rep: Endro Yuwanto/ Red: Endah Hapsari
diet
diet

REPUBLIKA.CO.ID, Diet dalam mengonsumsi makanan, selama ini dianggap sangat baik untuk mencegah obesitas. Namun ternyata manfaatnya tak sebatas itu. Para ilmuwan asal Jerman belum lama ini melaporkan bahwa mengurangi konsumsi makanan sebanyak hampir sepertiga, berpotensi menambah kecerdasan karena mampu memperbaiki daya ingat.

Para Ilmuwan asal Jerman yang berasal dari University of Munster telah melakukan penelitian yang dilaporkan di edisi terbaru Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Mereka memberlakukan diet kepada 50 relawan berusia lanjut dan kemudian memberi mereka tes ingatan tiga bulan kemudian.

Tim peneliti tersebut melakukan penelitian pada manusia setelah sebelumnya hasil riset terhadap tikus mengindikasikan bahwa ingatan bisa ditingkatkan dengan bahan makanan yang mengandung kalori 30 persen lebih rendah daripada normal.  Relawan riset, yang rata-rata berusia 60 tahun, dipecah menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama, mereka yang mengonsumsi makanan berimbang dengan jumlah kalori normal. Kelompok kedua mengonsumsi makanan serupa tapi dengan proporsi asam lemak jenuh lebih tinggi, seperti yang ditemukan pada minyak zaitun dan ikan. Kelompok ketiga, diberi diet dengan kalori dibatasi.

Setelah tiga bulan, tidak ada perbedaan dalam skor memori pada dua kelompok pertama. Sementara 50 persen dalam kelompok ketiga menunjukkan daya ingat lebih baik. Mereka juga menunjukkan tanda-tanda lain perbaikan fisik, seperti kadar insulin dan tanda peradangan berkurang.

Tim peneliti mengatakan, perubahan ini bisa menjelaskan skor ingatan lebih tinggi, dengan menjaga kesehatan sel otak. Dalam jurnal itu mereka menulis: ''Sepanjang pengetahuan kami, hasil saat ini memberikan bukti eksperimental baru pada manusia bahwa pembatasan kalori memperbaiki ingatan pada lanjut usia. Temuan-temuan saat ini mungkin membantu mengembangkan strategi pencegahan dan perawatan baru untuk mempertahankan kesehatan kognitif pada usia lanjut.''

Namun demikian, tim peneliti mengungkapkan, langkah kehati-hatian harus ditempuh untuk memastikan kondisi para relawan. Langkah tersebut adalah tim peneliti tetap memberikan konsumsi vitamin dan gizi lain dalam jumlah tepat pada relawan, meskipun relawan mengkonsumsi makanan dengan kalori yang dibatasi.

Dr Leigh Gibson, dari Roehampton University, mengatakan, penurunan kadar insulin merupakan salah satu penyebab mengapa kinerja mental, terutama daya ingat bisa menjadi meningkat. Hormon tersebut diketahui mempengaruhi bagian-bagian otak yang terkait dengan ingatan. ''Juga mempengaruhi kadar insulin yang lebih tinggi pada orang-orang yang menderita diabetes jenis II yang tidak terkendali dengan baik terkait dengan penurunan fungsi ingatan dan kognitif,'' ujarnya seperti dilansir BBC News belum lama ini.

Sementara itu, juru bicara Asosiasi Diet Inggris (BDA) mengatakan, orang yang telah memiliki berat badan normal atau rendah, seyogianya 'sangat berhati-hati' dalam mencoba pola konsumsi makanan seperti yang diteliti dalam riset tersebut. Juru bicara BDA itu juga mengatakan, pengurangan konsumsi kalori mungkin membahayakan kesehatan jika tidak dilakukan dengan berhati-hati.

Potensi manfaat makanan dengan kalori dibatasi mendapat perhatian yang semakin besar. Ini setelah penelitian pada hewan mengindikasikan mereka mungkin bisa memperpanjang masa hidup dan menangguhkan mulai terjadinya penyakit terkait usia.

Namun demikian, masih tidak jelas apakah hal itu juga terjadi pada manusia dengan tingkat 'pembatasan kalori' yang dilakukan sangat besar. Apalagi kebutuhan terhadap kalori sangat diperlukan manusia untuk memperoleh tenaga. Oleh karena itu, kepastian mekanisme yang memunculkan manfaat seperti yang dihasilkan para ilmuwan Jerman tersebut masih harus dikaji lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement