REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK –- Hasil penelitian terbaru di Amerika Serikat menyatakan penderita depresi kini bisa melakukan terapi melalui telepon tidak lagi dengan terapi tradisional dengan bertatap muka.
"Telepon dapat menjadi media yang efektif untuk berkomunikasi dengan klien untuk psikoterapi kognitif,” ujar Profesor Psikologi Universitas Boston, Stefan Hofmann, seperti yang dilansir Reuters Kamis (7/6).
Peneliti dan profesor University Feinberg School of Medicine, David Mohr,menambahkan banyak orang ingin terapi sebagai bagian dari pengobatan depresi mereka. “Namun, permasalahannya adalah sulit bagi penderita depresi untuk psikoterapi,” kata Mohr.
Kesulitan tersebut, lanjut Mohr, dikarenakan biaya terapi yang besar karena tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan dan sulitnya menemukan waktu yang cocok untuk bertemu secara tatap muka. “Butuh komitmen waktu bagi penderita depresi untuk melakukan terapi,” kata Mohr.
Mohr dan rekannya melakukan penelitian untuk melihat apakah psikoterapi bagi penderita depresi dilakukan melalui telepon lebih efektif. Ia meminta 325 penderita depresi untuk menjalani psikoterapi selama 18 minggu. Setengah dari jumlah penderita tersebut diterapi melalui telepon.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 53 pasien yang melakukan psikoterapi dengan tatap muka tidak berlanjut dan 34 pasien psikoterapi dengan telepon masih berlanjut.
Meski lebih efektif, Hofmann menyatakan hasil psikoterapi melalui telepon memerlukan jangka waktu yang panjang. "Strategi ini dapat diterapkan akan tetapi keberhasilan terapi yang lebih besar melalui telepon terlihat dalam jangka panjang," ujar Hofmann.
Hofmann mengatakan untuk mendapatkan hasil terapi yang lebih baik, pasien depresi dapat mengkombinasikan terapi melalui telepon ataupun dengan bertatap muka.
Menindklanjuti hasil penelitian, Mohr mengatakan, ia akan merekomendasikan ponsel berbasis terapi untuk pasien depresi agar psikoterapi untuk pasien depresi dapat diberikan secara aman dan efektif melalui telepon.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
