Kamis 24 May 2012 08:43 WIB

Sisi Negatif Media Sosial

Cyber bullying. Ilustrasi
Foto: .
Cyber bullying. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,CIPAYUNG -- Fenomena cyberbullying semakin marak di kalangan remaja pengguna Internet. Sekitar 42 persen  remaja telah mengalami cyberbullying dan 95 persen  telah menjadi saksi fenomena tersebut. Cyberbullying adalah segala bentuk kekerasan kepada orang lain melalui media sosial di Internet.Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengirim atau memposting materi yang dapat merusak kredibilitas orang tersebut.

Mengapa seseorang melakukan cyberbullying? Alasannya adalah karena marah dan ingin balas dendam, frustasi ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekedar hiburan pengisi waktu luang. Sebuah survey dari University of Valencia pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 25 persen  remaja biasa melakukan cyberbullying.

Megan Meier, salah satu korban cyberbullying ditemukan gantung diri di lemari pakaian kamarnya. Kasus ini berawal dari perkenalannya dengan seorang laki-laki bernama “Josh Evans” pada media sosial, MySpace. Akun palsu ini dibuat oleh ibu temannya, Lori Drew, untuk mempermalukan Meier karena telah menyebar isu tentang anaknya.

Pada 17 Oktober 2006, melalui AOL Instant Messaging, Evans memutuskan persahabatannya dengan Meier dan mengatakan, “Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik tanpamu”. Meier ditemukan tergantung di dalam lemari kamarnya 21 menit kemudian.

Menurut CNN.com, Drew dapat divonis hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan konspirasi dan menggali informasi untuk menyebabkan tekanan emosional. Namun, jaksa setempat menyatakan bahwa mereka tidak dapat menggunakan Computer Fraud and Abuse Act untuk menggugat Drew. “Perilakunya mungkin tidak sopan dan kekanak-kanakan, tetapi juga tidak ilegal,” ujar Letnan Craig McGuire, juru bicara Departemen County Sheriff di St Charles.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian berbagai kalangan masyarakat tentang cyberbullying.  Orangtua Meierpun membangun Yayasan Megan Meier dengan harapan agar hal semacam itu tidak terjadi lagi.

Penulis: Ajeng Sharfina Adiwidya (SMAN 54 Jakarta), Afdil Ammimah (SMAN 99 Jakarta), Eva Setiani (SMAN 103 Jakarta), Intan Permatasari Naftalia (SMAN 64 Jakarta)

sumber : SMA se Jakarta Timur
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement