Selasa 08 May 2012 10:02 WIB

Inilah 10 Pekerjaan yang Bikin Rusak Paru-paru (1)

Pekerja konstruksi/ilustrasi
Foto: flickr.com
Pekerja konstruksi/ilustrasi

EPUBLIKA.CO.ID, Hampir 23 ribu pekerja melakoni pekerjaan yang ternyata mengancam kesehatan paru-paru. Dari hasil penelitian Departemen Tenaga Kerja AS pada  2008 terungkap bahwa lebih dari 16 ribu orang meninggal dunia karena penyakit itu.

Jangan cemas dulu, ternyata sebagian besar penyakit paru itu bisa dicegah. Bahkan, tindakan pencegahan yang sederhana dapat mengurangi risiko. Berikut adalah daftar 10 pekerjaan yang bikin paru-paru Anda menderita:

Konstruksi

Para pekerja yang menyedut debu di kawasan konstruksi seperti ini akan berisiko mengalami kanker paru-paru, mesothelioma dan asbestosis, penyakit yang menyebabkan kerusakan pada paru-paru.

Risiko ini makin besar bila orang tersebut telah bekerja selama 20-30 tahun. Untuk mencegahnya, cobalah mengenakan alat pelindung termasuk alat bantu napas, terutama bila bekerja di sekitar bangunan tua. Berhenti merokok juga membantu.

Pabrik

Para buruh pabrik biasa terkena terpaan debu, bahan kimia, dan gas. Inilah yang membuat mereka berisiko mengalami COPD yang merupakan singkatan dari Chronic Obstrutive Pulmonary Disease atau yang biasa disebut Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). 

COPD merupakan penyakit paru kronis (dalam waktu yang lama) yang dapat dicegah, tidak dapat sembuh sempurna akibat keterbatasan jalan napas (obstruksi). Keterbatasan jalan napas ini dapat diukur dengan menggunakan alat spirometri. Cara menggunakan spirometri adalah dengan membuang napas sekuat–kuatnya ke dalam alat tersebut.

Dalam pabrik makanan, ancaman itu bisa datang dari unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembuatan popcorn, anggur, dan makanan siap saji. Untuk mengurangi risiko, selalu gunakan masker yang berkualitas.

Pusat kesehatan

Sekitar 8-12 persen petugas medis biasanya sensitif dengan bubuk residu yang terdapat dalam sarung tangan karet. Inilah yang bisa memicu reaksi asma hebat. Bahkan, meski orang lain yang mengenakan sarung tangan itu, bisa saja reaksi alergi muncul karena ada unsur karet yang terbang ke udara.

Cara yang terbaik adalah menukar sarung tangan karet menjadi sarung tangan sintetis yang tidak berunsur karet.

 

sumber : health.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement