Rabu 04 Apr 2012 15:15 WIB

Wow, Anak Seorang Muallaf Juara Story Telling Bahasa Arab

Nara Nazaret
Foto: humas umj
Nara Nazaret

REPUBLIKA.CO.ID, Di tengah pergaulan dunia, bahasa Arab menjadi bahasa penting dalam komunikasi global setelah beberapa bahasa asing lainnya. Bagi kaum Muslimin bahasa Arab identik dengan identitas keislaman, meski tidak selalu. Hal tersebut dikarenakan Alquran menggunakan bahasa Arab. Karenanya, bagi sebagian orang Islam bahasa Arab memiliki keluhuran sendiri dibanding bahasa lain.

Sebagai bahasa internasional setelah bahasa Inggris, bahasa Arab banyak dipelajari mahasiswa Muslim dan non-Muslim. Tak heran jika beberapa perguruan tinggi rutin menggelar lomba debat, cerita atau ceramah berbahasa Arab. Hal tersebut juga sebagaimana diselenggarakan sebuah lembaga pengkajian Islam dan bahasa Arab Ma’had Dzinnurain yakni lomba story telling perguruan tinggi dan pidato SMA se-Jabodetabek pada Desember 2011 lalu.

Pada lomba yang diadakan di Aula Rektorat lantai 4 ini, Nara Nazaret menyabet juara III dalam ajang bergengsi tersebut. Ia berhasil menyingkirkan sekitar 50 peserta dari berbagai perguruan tinggi se-Jabodetabek. Meski mengakui kurang persiapan, Nara -- demikian mahasiswi asal Bengkulu ini -- biasa disapa, telah terbiasa dalam ajang serupa sejak menempuh pendidikan di Pesantren Al-Amin Madura. Nara merupakan mahasiswi Fakultas Agama Islam UMJ.

Di FAI UMJ Nara mengambil jurusan Hukum Keluarga sebagai konsentrasi studi. Ia beralasan bahwa keluarga adalah bagian terkecil dari bangsa dan semua bermula dari keluarga, “Kalau keluaganya baik, maka negarapun bisa menjadi baik,” katanya berargumen.

Nara mengangkat tema adab sebagai materi dalam lomba tersebut. Pesan Nara yang disampaikan dalam story telling seputar keburukan yang dilakukan seseorang akan dibalas dengan keburukan serupa yang dilakukannya.

Bungsu dari tiga bersaudara ini memiliki motto “bercita-citalah  setinggi mungkin karena jika engkau terjatuh maka kau masih berada di pangkuan bintang-bintang” sebagai motivasinya dalam menjalankan aktivitas belajarnya sehari-hari termasuk dalam menghadapi setiap perlombaan.

Nara tidak saja tertarik pada lomba berbahasa Arab tetapi juga seringkali mengikuti beberapa lomba semacam puisi, debat berbahasa Indonesia dan sebagainya. Perlombaan ini pun bukan kali pertama Nara mengangkat trofi juara. Ketertarikannya dalam mengikuti berbagai kompetisi rupanya sudah menjadi kesukaannya sejak sekolah dulu.

Saat ditanya tentang cita-citanya Nara menjawab, “cita-cita itu hiburan, pak”. Meski begitu, bukan berarti Nara tidak menggantungkan cita-cita. Mahasiswi yang mengaku lahir dari latar belakang keluarga broken home ini bercita-cita duduk sebagai bagian dari anggota MPR RI.

Menurutnya, posisi penentu kebijakan perlu diisi dengan orang-orang yang punya komitmen tinggi terhadap prinsip moral dan agama. Lahir dari seorang ibu muallaf makin meneguhkannya bahwa Islam harus dijadikan jalan oleh seorang muslim di dalam segenap kegiatannya, “kita itu kekurangan anggota MPR yang tauhidnya bagus,” tegasnya lagi.

Dalam mewujudkan cita-citanya itu Nara tengah mempersiapkan diri dengan belajar TOEFL intensif guna meneruskan studi pada bidang yang menjadi konsentrasinya dan dapat menunjang dalam pencapaian cita-cita yang diimpikannya selama ini. Di samping itu aktivitas yang digelutinya adalah menulis, teater dan membaca puisi, “saya sedang menulis novel, mudah-mudahan bisa diselesaikan dan naik cetak,” ungkapnya.   (Adv-Humas UMJ)

sumber : humas UMJ
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement