Sabtu 25 Feb 2012 10:03 WIB

Anak Alergi Susu, Kok Bisa?

Susu, ilustrasi
Foto: Disnak Jatim
Susu, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Alergi susu dapat diartikan ketika sistem kekebalan anak keliru dalam mengenali protein susu sebagai sesuatu yang berbahaya dan harus dilawan. Gejala yang terjadi pada alergi susu sapi secara umum hampir sama dengan gejala alergi makanan lainnya. Target organ utama reaksi terhadap alergi susu sapi adalah kulit, saluran cerna, dan saluran napas.

Menurut Dr dr Zakiudin Munasir Sp A (K), kepala Subbagian Alergi Imunologi Departe men Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedok teran Universitas Indonesia (FKUI)/ RSUPN Cipto Mangunkusumo, alergi susu dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor genetik dan lingkungan. Di antara kedua faktor tersebut, faktor genetiklah yang paling berpengaruh.

Inilah cara yang tepat untuk mengetahui seorang calon bayi akan ter kena alergi atau tidak dengan melihat riwayat dari keluarganya, ungkapnya. Selain itu, dalam makanan terdapat pembagian kategori pemicu alergi, yaitu hypoallergenic dan hiperallergenic. Hypoallergenic artinya golongan makanan yang tidak mudah menimbulkan alergi. Sedangkan, hiperallergenic artinya golongan makanan yang begitu mudah menimbulkan alergi. Susu sapi termasuk kategori hiperallergenic.

Untuk menangani alergi susu pada bayi, Zaki menyarankan agar orang tua memberi kan dua jenis susu khusus, yaitu susu formula asam amino dan susu formula protein hidrolisis ekstensif. Susu formula protein hidrolisis ekstensif adalah jenis susu yang sudah meng alami proses pemecahan protein. Beberapa protein yang menyebabkan alergi dipisahkan agar tidak ikut terkonsumsi bayi.

Sedangkan susu formula asam amino merupakan produk susu yang sudah menjalani proses lebih pan jang lagi. Dalam proses itu diketahui bahwa kandungan dalam susu sapi yang benar-benar berguna untuk tubuh bayi adalah asam amino. Sehingga dibuatlah susu berbahan dasar asam amino yang mengandung protein dalam bentuk sederhana.

Idealnya, bayi yang mengidap alergi susu sapi mengonsumsi susu formula asam amino ketimbang susu formula protein hidrolisat ekstensif. Dalam terapi, penggunaan susu formula protein hidrolisis ekstensif masih ditemukan kegagalan sekitar 10 sampai 30 persen. Rasa susu asam amino lebih enak dibanding dengan susu hidrolisat. Hanya saja, harga susu formula asam amino memang lebih mahal.

Karena itu, untuk tahap awal terapi dapat di gu nakan susu formula protein hidrolisat ekstensif. Jika menunjukkan hasil yang positif, konsumsi bisa diteruskan. Tapi jika tidak, sebaiknya segera diganti dengan susu formula asam amino. Namun, pada kasus alergi susu sapi yang berat, ditandai dengan syok anafilaksis (alergi menyeluruh yang dapat berakibat kematian secara cepat), susu formula asam amino se baik nya digunakan sejak awal.

Dengan susu khusus tersebut, kondisi usus bayi bisa diperbaiki dalam waktu dua hari. Setelah dua minggu, usus sudah bisa berfungsi normal. Selain dua susu tersebut, susu kedelai pun dapat dijadikan alternatif penanganan alergi, terang alumnus FKUI itu. Lalu, dapatkan alergi susu pada bayi dicegah? Pemberian ASI merupakan pencegah an yang tepat terhadap alergi, ujar Zaki.

Untuk ibu menyusui, terdapat beberapa makanan yang harus dihindari agar sang anak tidak terkena alergi, seperti susu sapi, telur, kacang tanah, dan seafood. Jika bayi tidak diberi ASI, berilah susu formula protein hidrolisis parsial, seperti NAN HA dan Enfa HA. Susu formula jenis ini dapat diberikan pada bayi minimal sampai satu tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement